Selasa 22 Aug 2017 14:45 WIB

Kekalahan dan Syahadatnya Ibnu Abu Jahal

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah jamaah haji asal Turki tengah mengamati salah satu bangunan masjid yg terkunci di komplek masjid Khandaq di Madinah, Arab Saudi, Senin (26/9).
Foto: Republika/ Amin Madani
Sejumlah jamaah haji asal Turki tengah mengamati salah satu bangunan masjid yg terkunci di komplek masjid Khandaq di Madinah, Arab Saudi, Senin (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Di Perang Khandaq, Ikrimah alami kekalahan. Begitu tahu kekalahan suaminya, Ummu Hakam memohon kepada Rasulullah SAW agar mengampuni Ikrimah. Permohonan itu terkabulkan.

Ummu Hakam segera menyusul ke Yaman. Belum sampai di tujuan, ia mendapati suaminya itu sedang bersembunyi di suatu tempat. Ummu Hakam membujuknya agar bersedia kembali ke Makkah dengan jaminan ampunan dari Rasulullah SAW.

Sementara itu, di Makkah Rasulullah SAW sudah mengumpulkan beberapa sahabatnya. Di antaranya, beliau mengingatkan mereka ihwal putra Abu Jahal tersebut. Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai orang beriman dan kaum muhajirin.

Karena itu, janganlah kalian memaki- maki tentang ayahnya. Sebab, memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang masih hidup. Sekalipun makian itu tidak dapat terdengar orang yang sudah meninggal, kata Rasulullah SAW kepada para sahabatnya.

Begitu tiba di Makkah, Ikrimah dan Ummu Hakam disambut para sahabat dan Rasulullah SAW sendiri. Utusan Allah itu sampai-sampai berdiri untuk menghormati kedatangan suami-istri itu. Para sahabat juga menyambut keduanya dengan wajah gembira.

Ketika Rasulullah SAW duduk kembali, Ikrimah dan pasangannya itu memohon izin untuk meng ucapkan dua kalimat syahadat di hadapan beliau. Tidak lupa, putra Abu Jahal tersebut memohon kepada Rasulullah SAW agar mendoakan keduanya agar Allah SWT mengampuni segala kesalahan yang telah lalu. Rasulullah SAW pun mengabulkan permintaan Ikrimah itu.

Demi Allah, ya Rasulullah. Tidak satu dinar pun uang yang telah saya habiskan untuk menghentikan agama Allah di masa lalu, melainkan mulai kini saya akan menebusnya dengan pengorbananku dan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Tidak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, tetapi akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin secara berlipat ganda. Semua demi menegakkan agama Allah, ucap Ikrimah bin Abu Jahal.

Inilah mula-mula Ikrimah menjadi bagian dari kekuatan Islam. Dia terus meningkatkan kualitas ketakwaannya dan ibadahnya. Selain itu, dia juga turut terjun ke tengah medan perang membela kehormatan agama ini. Salah satu ajang yang ia ikuti adalah Perang Yarmuk. Di sini, pasukan Muslim melawan pasukan Romawi yang terus mengusik ketenangan di perbatasan utara. Pasukan Islam berada di bawah pimpinan Khalid bin Walid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement