Rabu 23 Aug 2017 14:19 WIB

Harga Garam di Lampung Masih Belum Normal

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Winda Destiana Putri
Garam
Foto: blogspot.com
Garam

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Masuknya garam impor dan pasokan garam dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB), belum juga membuat harga garam di pasar tradisional normal seperti semula. Meski beberapa tempat ada penurunan harga, namun harga masih di atas harga normal sebelumnya.

Pemantauan di pasar tradisional Kota Bandar Lampung seperti di Pasar Induk Tamin dan Pasar Pasir Gintung, Rabu (23/8), penjual bahan kebutuhan dapur rumah tangga masih menjual garam dengan harga di atas normal. Sebelumnya, harga garam melonjak sampai empat kali lipat dari harga normal, sepekan terakhir terjadi penurunan 30 persen hingga 50 persen.

"Memang ada penurunan harga garam, tapi tetap di atas harga normal sebelumnya," tutur Darsono, penjual toko bahan kebutuhan dapur di Pasar Induk Tamin.

Menurutnya, pasokan garam dari luar Lampung terus berdatangan termasuk garam impor dari Australia. Namun, harga garam belum normal seperti sebelumnya. Harga garam ukuran 400 gram sebelumnya dijual Rp 1.000. Saat terjadi kenaikan empat kali lipat menjadi Rp 4.000 per bungkus. "Sekarang saya jual Rp 2.500 per bungkus," tuturnya.

Tim Satuan Tugas (Satgas)Pangan Provinsi Lampung pertengahan Agustus lalu melakukan inspeksi mendadak di pasar tradisional Pasar Pasir Gintung di Bandar Lampung. Tim Satgas Pangan menyatakan, harga garam memang belum stabil meski sudah masuk garam impor dan garam lokal dari luar Lampung.

Anggota Tim Satgas Pangan yang juga Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Lampung Heliyana Dewi mengatakan, kondisi harga garam belum stabil karena masih ada yang menjual garam dengan harga turun dan naik. Tim Satgas Pangan sidak untuk mengecek kondisi ketersediaan bumbu dapur termasuk pasokan garam.

Terdapat enam perusahaan pendistribusian garam di Lampung, dari jumlah itu hanya tiga yang aktif, yakni anak perusahaan Bumi Waras, Bumi Indah dan Tri Makmur. Satu sudah pindah ke Provinsi Sumatra Selatan dan dua lagi vakum. Belum diketahui tingginya harga garam di Lampung karena perusahaan distributor ada yang vakum.

Tim Satgas Pangan Lampung menyebutkan penyebab terbesar naiknya harga garam hingga dua-tiga kali lipat dari Rp 48 ribu per pak menjadi Rp 95 ribu per pak, karena pasokan yang kurang. Selama ini, Lampung mengandalkan pasokan garam dari sentra garam Provinsi Jawa Timur, yang sekarang gagal panen. Untuk mengatasi kekurangan stok, memasok garam dari Sulawesi dan NTB.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement