Rabu 23 Aug 2017 15:05 WIB

Delapan Tewas Tertimbun Longsoran Sampah di Guinea

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Sampah
Foto: RTC/Rifa Nurfauziah
Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, CONARKY - Sedikitnya delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka saat tumpukan sampah menghantam sejumlah rumah di ibukota Conarky, Guinea, Selasa (22/8). Sejumlah warga diduga masih terkubur hidup-hidup di bawah longsoran sampah tersebut.

Pejabat polisi senior Boubacar Kasse mengatakan, lima jenazah termasuk di antaranya dua anak-anak segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Insiden tersebut terjadi setelah hujan lebat mengguyur Hamdallai, yang terletak di distrik Ratoma, selama sepekan.

"Masih banyak orang yang terkubur, dan kita harus melakukan segala kemungkinan untuk menyelamatkannya. Kita harus menggali. Akses ke daerah ini sangat sulit," ujar Kasse, dikutip Aljazirah.

Polisi dikerahkan di daerah tersebut dalam jumlah besar untuk membantu tim penyelamat mencari korban yang tertimbun. Beberapa saat kemudian, dua korban berhasil diselamatkan hidup-hidup dari tumpukan sampah.

Pemerintah negara Afrika Barat mengatakan dalam sebuah pernyataan, operasi penyelamatan saat ini sedang berlangsung. "Pada kesempatan menyedihkan ini, pemerintah menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga korban," ujar pernyataan tersebut.

Insiden tersebut terjadi delapan hari setelah tanah longsor dan banjir bandang melanda negara tetangga Sierra Leone. Menurut Palang Merah, setidaknya 500 orang tewas dan 600 lainnya hilang.

Kedua negara yang merupakan negara-negara termiskin di dunia itu sangat rentan terhadap hujan musiman. Keduanya memiliki sistem drainase perkotaan yang buruk dan pembangunan rumah yang bobrok di lereng bukit.

Para ahli telah memperingatkan, ancaman tanah longsor di beberapa bagian Afrika Barat akan semakin parah karena curah hujan tinggi, penggundulan hutan, dan populasi perkotaan yang meningkat.

n Fira Nursya'bani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement