REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai, turunnya BI 7day Repo ke posisi 4,5 persen bisa menjadi stimulus konsumsi dan investasi dalam negeri. Dampaknya, pertumbuhan stimulus dan konsumsi tersebut bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, dirinya menilai target pertumbuhan ekonomi akan tercapai. ''Melalui konsumsi dan investasi tersebut,'' kata Bambang, saat dihubungi Republika, Rabu (23/8).
Penurunan itu juga akan berpengaruh terhadap sektor riil. Menurut dia, BI 7day Repo rate sebesar 4,5 persen berpotensi meningkatkan permintaan barang dan mendorong investasi baru.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir menilai, penurunan BI 7day Repo tersebut cukup bagus. Karena hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah untukmendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi, yaitu 5,2 persen di 2017 dan 5,4 persen di 2018.
''Sehingga, penurunan suku bunga ini diharapkan bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi via peningkatan investasi dan konsumsi melalui peningkatan kredit akibat biaya dana yang lebih murah,'' ujar dia.
Analis Pasar Modal dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, turunnya suku bunga acuan biasanya akan berpengaruh positif terhadap pasar. Sebab, penurunan tersebut bisa meningkatkan konsumsi di masyarakat melalui penyaluran kredit, termasuk ke dunia usaha.
''Tapi riil-nya apakah dikuti dengan penurunan suku bunga perbankan, itu yang harus dicek lagi di lapangan,'' ujar Reza.
Efek positif dari penurunan ini juga tidak bisa dipastikan sampai berapa lama. Sebab dinamika pasar modal setiap harinya selalu mengalami perubahan, sebab akan tergantikan dengan sentimen yang lain.