REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), menerima penghargaan Best Communicators 2017 dari PR Indonesia. Penghargaan diberikan dalam rangka perhelatan Jambore Public Relations Indonesia (Jampiro) yang ketiga.
Penghargaan diberikan CEO PR Indonesia Asmono Wikan dan diterima langsung Ahmad Heryawan di pembukaan Jampiro 2017 yang kali ini dihelat di Yogyakarta. Dalam sambutannya, Asmono menekankan, dunia PR di Indonesia sudah sangat berkembang.
Untuk itu, penguatan praktisi PR terus dilakukan, agar tidak lagi memiliki baju sebagai tukang foto atau pembaca tas atasan. Lewat Jampiro, akan terus dilakukan penguatan kerja PR yang profesional yang bahkan jadi penentu kuatnya posisi perusahaan di masyarakat.
"Upaya penguatan praktisi PR itu nyaris dilakukan tanpa henti, dan hari ini rasa-rasanya sudah usang bila menempatkan PR di pojok saja, karena PR merupakan garda terdepan pencapaian reputasi perusahaan," kata Awono, Rabu (23/8).
Dalam kesempatan itu, Ahmad Heryawan tidak sekadar menerima penghargaan, tapi turut memberikan materi yang tentunya terkait erat dengan dunia PR. Dalam paparannya, Aher mengimbau agar PR dapat menerapkan jurnalisme tabayyun.
"Kita katakan apa adanya kepada yang lain, kalau produk kita kualitasnya A ya bilang A, kalau kualitasnya A min ya bilang A min," ujar Aher.
Termasuk, dalam melakukan publikasi melalui media sosial, yang memang tidak memiliki kode etik selayaknya media massa atau pers. Terlebih, lanjut Aher, Presiden Joko Widodo sekalipun mengakui itu sebagai masalah yang terjadi di banyak negara.
Ia menekankan, setiap orang seharusnya menerapkan jurnalisme tabayyun, terutama dalam menggunakan media sosial. Menurut Aher, sikap setiap orang menerima berita searusnya memperhatikan dulu narasumbernya, memeriksa kontennya dan tidak tergesar menyebarkan. "Lalu, dibuatkan cover both side, malah saya menyebutnya cover all side biar tahu sudut pandang orang," kata Aher.