REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan harga lada putih di tingkat petani naik menjadi Rp 80 ribu dari Rp 70 ribu per kilogram. Kenaikan ini karena adanya pembangunan resi gudang komoditas itu.
"Pembangunan resi gudang lada putih petani cukup membawa dampak positif terhadap harga yang naik cukup tinggi," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kepulauan Babel Zola di Pangkalpinang, Kamis (24/8).
Ia memperkirakan harga lada putih ini akan terus mengalami kenaikan hingga Rp 100 ribu per kilogram, karena resi gudang komoditas ini tidak hanya sebagai tempat menyimpan hasil panen petani, tetapi juga untuk meningkatkan mutu dan kualitas lada putih. "Mudah-mudahan resi gudang ini sudah beroperasi pada November tahun ini, sehingga petani semakin mudah untuk menyimpan dan meningkatkan kualitas hasil panennya," ujarnya.
Zola mengatakan dalam meningkatkan mutu dan kualitas lada putih ini, pemerintah provinsi bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional melakukan pemeriksaan dan membunuh bakteri yang terdapat pada butiran lada putih tersebut. "Kerja sama ini untuk memberikan jaminan kepada pasar internasional, bahwa lada putih daerah ini bebas bakteri penyakit," katanya.
Menurut dia kenaikan harga lada ini berdampak langsung terhadap transaksi komoditas ekspor tersebut. Petani mulai menjual hasil panennya, karena mereka menilai harga tersebut sudah menguntungkan.
"Peningkatan transaksi ini juga karena meningkatnya kebutuhan petani menyambut Hari Raya Idul Adha. Kebiasaan masyarakat di daerah ini dalam menyambut dan merayakan lebaran qurban selalu mengelar berbagai tradisi seperti nganggung, ruwahan dan lainnya, sehingga Lebaran Kurban sama meriahnya dengan Lebaran Idul Fitri," ujarnya.