Kamis 24 Aug 2017 15:06 WIB

Mentan: Mekanisasi Pertanian Kunci Penting Swasembada Pangan

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat peluncuran Inovasi Teknologi Mekanisasi Modern Hortikultura dan Pemberian Agroinovator Award di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Kamis (24/8).
Foto: Dok Humas Kementan
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat peluncuran Inovasi Teknologi Mekanisasi Modern Hortikultura dan Pemberian Agroinovator Award di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Kamis (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Menteri Pertanian RI (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Bahkan kemajuan teknologi mekanisasi pertanian akan menjadikan pertanian jaya sehingga Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dapat diwujudkan.

"Yang bisa merubah Indonesia adalah peneliti, yang bisa merubah dunia adalah teknologi. Dan yang merubah pertanian adalah mekanisasi. Kejayaan pertanian ada di tangan litbang," ujar Amran dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/8).

Hari ini, Amran meluncurkan Inovasi Teknologi Mekanisasi Modern Hortikultura dan Pemberian Agroinovator Award di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong. Pada kesempatan ini diluncurkan 24 alat dan mesin pertanian (alsintan) hasil rekayasa Badan Litbang Pertanian, yaitu mesin otomatisasi perbenihan modern, penghancur tanah, pencampur tanah, penabur tanah, penggulud, pemasang mulsa, alat tanam, smart green house, alat panen, sterilisasi ozon, penyimpan, pengemas benih dan pompa hybrid.

Amran menjelaskan teknologi mekanisasi pertanian dapat meningkatkan produksi sebanyak 10 persen, mengurangi kehilangan panen 10,2 persen dan mampu menghemat biaya produksi mencapai 40 persen. Contonya, dulu panen 1 hektare membutuhkan waktu 25 hari, tetapi dengan kemajuan mekanisasi pertanian saat ini hanya 3 jam. Mekanisasi pun dapat menyelamatkan kehilangan panen padi 10,2 persen atau setara 7 juta ton nilai Rp 28 trilun yang diambil ke depanya. Kemudian dulu biaya untuk panen 2 juta per hektare, tapi dengan teknologi mekanisasi hanya 1 juta per hektare. "Analisis usaha tani dengan dukungan mekanisasi modern, alsintan yang di-launching, dapat menekan biaya untuk bawang merah sebesar Rp 33,9 juta per hektare atau efisiensi 45 persen dan cabai Rp 28,6 juta per hektare atau efisiensi 38 persen dibandingkan secara manual," ujarnya.

Amran menyebut, kemajuan teknologi mekanisasi pertanian saat ini berkat kerja keras para peneliti. Dulu jumlah peneiliti 1.128 orang, diberikan tugas untuk tidak membiarkan impor alsintan masuk. Hasilnya, kini Indonesia dapat memproduksi sendiri traktor roda empat dan alat panen. Dia mengatakan, dua tahun lalu, peneliti pasrah seakan tidak ada masa depan dan harapan. Padahal peneliti sudah menghasilkan teknologi yang luar biasa tapi kurang dapatkan perhatian yang selayaknya. "Karena itu, kami surati Menteri Keuangan, beri mereka royalti. Hasilnya mereka dapat Rp 3,5 miliar. Usahakan royalti naik Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, kalau perlu Rp 1 triliun. Begitu caranya majukan pertanian, harus dengan mimpi besar," kata Amran.

Selain itu, Amran menegaskan kemajuan mekanisasi dapat mendorong pemuda untuk terjun ke sawah menjadi petani. Pemuda memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi atau terobosan baru sehingga dapat mengoptimalkan dan membangunkan lahan tidur dan pasang surut. "Kalau dulu para pemuda tidak mau ke sawah, tapi sekarang banyak yang menjadi petani, sambil bawa traktor bisa menelepon. Karena itu, jika pemuda bergerak, kita optimis wujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan merealisasikan nawa cita yakni membangun negara dari penggirin ," ujarnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Muhamad Syakir, mengatakan penerapan mekanisasi pertanian dalam usahatani hortikultura merupakan salah satu bentuk transpormasi pertanian menuju modernisasi yang dicirikan produktivitas tinggi, efisien, serta menghasilkan output yang berkualitas dan bernilai tambah tinggi. Dalam tiga tahun terakhir, Balitbangtan telah menghasilkan inovasi teknologi hortikultura, peternakan, perkebunan, mekanisasi pertanian dan pendukung bidang masalah lainnya seperti bioteknologi, pemetaan, pemupukan, dan juga pascapanen pertanian.

Badan Litbang Pertanian, kata dia, telah berhasil mengembangkan teknologi automatisasi sistem perbenihan modern untuk mendukung pengembangan produk hortikultura. "Alsintan ini juga dapat digunakan untuk perbenihan komoditas lainnya. Pengembangan teknologi mekanisasi modern ini dikembangkan sampai paripurna, termasuk pengembangan kelembagaan produksi benihnya, baik swasta maupun kelompok tani," kata Syakir.

Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Andi Nur Alam, mengatakan untuk mensukseskan program swasembada komoditas hortikultura yakni bawang merah, bawang putih dan cabai, Kementan telah menghasilkan inovasi teknologi mekanisasi hortikultura yang terintegrasi mulai dari hulu ke hilir dan siap diterapkan. Inovasi teknologi ini telah dihasilkan dalam kurun waktu 4 bulan, yakni Mei hingga Agustus 2017 sebanyak 27 prototipe.

"Hasil produk prototipe diarahkan menjadi suatu sistem pendukung usahatani komoditas hortikultura khususnya bawang merah dari hulu sampai hilir yang akan diterapkan pada daerah sentra produksi," ujarnya. Hadir pada kegiatan ini perwakilan Ombudsman, Bupati Kolaka Timur, para akademisi dan para pemuda tani yang tergabung dalam Program Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement