REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Seluruh kecamatan di Kota Sukabumi rawan terkena dampak bencana kekeringan. Hal ini didasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi.
''Tujuh kecamatan termasuk dalam data wilayah yang berpotensi terkena dampak bencana kekeringan di Kota Sukabumi,'' ujar Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan kepada Republika Kamis (24/8). Ketujuh kecamatan itu yakni Cikole, Citamiang, Gunung Puyuh, Baros, Lembursitu, Warudoyong, dan Cibeureum.
Menurut Asep, di Kecamatan Cikole kawasan yang rawan kekeringan dan terjadi kesulitan air bersih terdapat di Kelurahan Cisarua. Hal itu terutama di empat rukun warga (RW) yakni 16, 08, 18, dan 10.
Sementara itu, di Kecamatan Gunung Puyuh berpotensi di tiga kelurahan yakni Gunung Puyuh, Karamat, dan Karangtengah. Di Kecamatan Citamiang berada di tiga kelurahan yaitu Gedong Panjang, Cikondang, dan Nangeleng
Asep mengatakan, di Kecamatan Baros berada di Kelurahan Baros, Jaya Mekar, dan Sudajaya Hilir. Di Kecamatan Lembursitu terdapat di Kelurahan Cipanengah, Sidang Sari, dan Cikundul. Sedangkan di Kecamatan Cibeureum berada di Kelurahan Cibeureum Hilir, Sindang Palay, dan Babakan. Terakhir, Kelurahan Sukakarya di Kecamatan Warudoyong.
Menurut Asep, hingga kini BPBD belum menerima adanya laporan warga yang kekeringan dan kesulitan air bersih. Meskipun demikian, BPBD tetap memantau perkembangan di lapangan khususnya di daerah rawan.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Sukabumi Ahdar Somali menambahkan, pemkot telah mengantisipasi potensi terjadinya kekeringan khususnya pada sektor pertanian. ''Salah satunya dengan memperbaiki saluran irigasi di Kecamatan Cibeureum yang menjadi salah satu sentra pertanian di Kota Sukabumi,'' ujarnya.
Ahdar menerangkan, saluran irigasi di Cibeureum ini mengairi sekitar 70 hektare lahan pertanian di wilayah tersebut. Dengan demikian, dia menuturkan, jika terjadi kendala maka akan mengancam keberadaan puluhan hektare sawah. Menurut Ahdar, saluran irigasi di Cibeureum tersebut sebelumnya rusak akibat bencana longsor. Kondisi ini, dia mengkhawatirkan, akan mengacam pasokan air ke lahan persawahan. Terlebih saat ini mulai masuk musim kemarau yang menyebabkan kekeringan di lahan pertanian.