REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, pada Rabu (24/8), mengatakan delegasi dari negaranya dan Arab Saudi akan saling melakukan kunjungan diplomatik. Kunjungan ini akan menjadi pertanda pertama mencairnya hubungan antara Teheran dan Riyadh.
Dalam sebuah wawancara dengan Iranian Students News Agency (ISNA), Zarif mengatakan bahwa kunjungan diplomatik antara kedua negara akan dilakukan seusai musim haji berakhir pada pekan pertama September mendatang. “Visa telah dikeluarkan untuk kedua belah pihak untuk melakukan perjalanan ini,” ungkapnya kepada ISNA, seperti dikutip laman Aljazirah, Kamis (24/8).
Saat ini, kata Zarif, segala persiapan untuk kunjungan diplomatik sedang dilakukan. “Kami menunggu langkah terakhir selesai sehingga diplomat dari kedua negara bisa memeriksa kedutaan dan konsulat mereka,” ujarnya.
Hubungan antara Iran dan Arab Saudi diketahui tak cukup harmonis selama bertahun-tahun. Keduanya kerap terlibat aksi saling tuding sebagai pihak yang menyebabkan hancurnya stabilitas keamanan regional dan mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik di Suriah, Irak, dan Yaman.
Belum lama ini, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya di Teluk Arab telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Salah satu alasan terjadinya hal ini adalah karena Qatar menjalin hubungan akrab dengan Iran, yang notabene dituding sebagai penyokong kelompok teroris dan ekstremis di Timur Tengah.
Iran sendiri menuduh Arab Saudi sebagai otak penyerangan mematikan yang terjadi di Teheran pada Juni lalu. 18 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka dalam serangan teror tersebut. Namun Riyadh segera membantah tuduhan ini.
Pada 1 Agustus lalu, di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam di Istanbul, Turki, Javad Zarif menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Menurut laporan media Iran, Zarif menyebut pertemuannya itu sebagai sebuah norma diplomatik.
Di saat yang bersamaan dengan mulai mencairnya hubungan antara Riyadh dan Teheran, pemerintah Qatar, pada Kamis (24/8), mengumumkan bahwa mereka akan mengirim kembali duta besarnya untuk Iran. Sebelumnya duta besar Qatar untuk Iran diperintahkan untuk meninggalkan Teheran sebagai bentuk protes terhadap misi penggeledahan Arab Saudi atas tewasnya seorang ulama terkemuka di sana.