Jumat 25 Aug 2017 04:32 WIB

Imbas Pertemuan Tahunan IMF, Indonesia Kebanjiran Delegasi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Budi Raharjo
Pengamat Ekonomi Joshua Pardede, bersama Kepala Satuan Tugas Bank Indonesia untuk pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Peter Jacobs, Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo, dan Ketua Gabungan Industri PariwisataIndonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana (dari kiri).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat Ekonomi Joshua Pardede, bersama Kepala Satuan Tugas Bank Indonesia untuk pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Peter Jacobs, Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo, dan Ketua Gabungan Industri PariwisataIndonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana (dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Sebanyak 15 ribu orang akan tiba di Indonesia pada Oktober 2018 mendatang. Mereka merupakan delegasi dari 189 negara anggota IMF dan Bank Dunia.

Kepala Satuan Tugas Bank Indonesia untuk Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Peter Jacobs mengatakan, pada pertemuan tanggal 9 hingga 14 Oktober 2018 itu diperkirakan akan ada dua ribu pertemuan. "Pertemuan ini harus kita manfaatkan," katanya dalam acara diskusi media 'Memanfaatkan IMF-WB Annual Meetings 2018 untuk Mendorong Perekonomian Nasional' di Hotel Laguna, Kamis (24/8).

Bukan hanya Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral tiap negara yang akan hadir, tapi juga CEO perusahaan, akademisi hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO). Pada momen baik tersebut, Indonesia bisa mempromosikan semua program seperti pariwisata dan sektor lain yang berkembang pesat di Indonesia untuk menarik para investor.

Pertemuan tahunan IMF-WB adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur Bank Dunia dan IMF pada Oktober untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini. Isu-isu tersebut yakni outlook ekonomi global, stabilitas keuangan global, kemiskinan, pembangunan, lapangan kerja, perubahan iklim dan isu global lainnya.

Menjadi tuan rumah adalah prestasi membanggakan karena telah melewati proposal bidding bersaing dengan Mesir dan Senegal. Pada April 2015 baru dipastikan Indonesia yang menjadi tuan rumah.

Di antara negara ASEAN-5, hanya Indonesia dan Malaysia yang belum pernah menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WB. Filipinan pernah menjadi tuan rumah pada 1976, Thailand (1991) dan Singapura (2006). "Ini momentum yang baik untuk menunjukkan leadership Indonesia, juga sebagai satu-satunya negara ASEAN di forum G20," ujar dia.

Menghadapi banyaknya delegasi yang akan hadir, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengusulkan agar para staf hotel tidak menggunakan kendaraan pribadi mereka selama pertemuan berlangsung. Sebab, kendaraan tersebut justru akan meningkatkan kemacetan yang terjadi di Bali.

"Ada 300 hotel, bayangkan berapa karyawan?" katanya. Sehingga jauh lebih baik jika para karyawan selama 10 hari tersebut difasilitasi shuttle.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement