REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 16 rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia pagi ini menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, para rektor membahas upaya kampus mencegah masuknya paham-paham radikalisme, yakni melalui komitmen kebangsaan.
“Bentuk komitmen kebangsaan itu adalah nanti harus dituangkan dalam pembelajarannya semua dan perilaku. Bahkan masalah kaitan radikalisme, bagaimana kampus terhindar dari paham-paham radikal. In harus kita jaga semua,” kata Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/8).
Ia mengatakan, kampus harus mengisi waktu luang para mahasiswa dengan memberikan wadah buat melakukan berbagai kegiatan yang memiliki nilai-nilai kebangsaan. Tak hanya itu, Kemenristekdikti pun juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan pencegahan masuknya paham radikal.
“Kami bekerja sama dengan BNPT, bersama dengan BIN, terkait hal-hal yang ada di kampus seluruh Indonesia. Tujuannya adalah kami ingin menjaga Indonesia harus dalam wawasan kebangsaan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, pemerintah pun juga akan memastikan nilai-nilai Pancasila dapat terimplementasi pada perilaku setiap mahasiswa melalui sistem pembelajarannya. “Pesan presiden adalah ini harus dilakukan dan ditindaklanjuti,” kata dia.