REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina telah merebut kembali Masjid Agung di Marawi dari kekuasaan milisi Maute dan Abu Sayyaf, Kamis (24/8). Sebelumnya, masjid tersebut difungsikan sebagai benteng kedua kelompok ekstremis tersebut.
“Pagi-pagi kemarin, serangan terhadap Masjid Agung (Marawi) dilakukan. Namun sayangnya kami tidak menemukan satupun dari puluhan sandera yang ditahan oleh teroris saat tentara masuk ke sana,” ungkap juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Resituto Padilla di Manila, Jumat (25/8), seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Menurut Padilla, direbutnya kembali Masjid Agung Marawi merupakan momen yang cukup ditunggu oleh militer Filipina. “Mendapatkan kembali kontrol atas masjid ini merupakan perkembangan yang signifikan,” ujarnya.
Selama pertempuran di Marawi, milisi Maute dan Abu Sayyaf telah menggunakan masjid sebagai basis pertahanan mereka. Penembak jitu disiagakan di menara masjid karena menyadari keengganan militer untuk menargetkan pusat-pusat keagamaan.
Pertempuran di Marawi dimulai setelah polisi dan militer Filipina bergerak untuk menangkap Isnilon Hapilon. Ia merupakan pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang diyakini berafiliasi dengan ISIS di Filipina.
Lebih dari 300 ribu penduduk telah mengungsi akibat pertempuran antara militer Filipina dengan kelompok milisi. Sebanyak 770 orang telah tewas dalam pertempuran tersebut, mencakup 596 anggota milisi, 129 anggota pasukan keamanan, dan 45 warga sipil.