REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sineas dari Purbalingga yang sebagian besar pelajar akan "bedol desa" ke Jakarta, setelah tujuh film dan video mereka dinyatakan masuk nominasi Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2017 yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Bantuan Pembangaunan Internasional Amerika.
Para pembuat film Purbalingga berencana ke Jakarta dalam rangka menghadiri undangan Malam Penghargaan festival film yang baru pertama kali digelar itu di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Selasa malam, 29 Agustus 2017.
Tujuh film dan video dari Purbalingga itu masuk nominasi di lima kategori dari tujuh kategori yang dikompetisikan, yaitu Nominasi Citizen Journalism Pelajar ada Papan Anggaran Desa sutradara Asyrof Zahirillah dari SMA Negeri Bukateja, Sekolahku Masa Depanku sutradara Hafifah Nuraini dari SMA Negeri Kutasari.
Nominasi Dokumenter Pelajar ada film Air sutradara Melinda Intan Veni dari SMA Negeri Kutasari, Beras Bosok Kanggo Rakyat sutradara Firman Fajar Wiguna dari SMA Negeri 2.
Pada Nominasi Fiksi Pelajar ada film Nyathil sutradara Anggita Dwi Martiana dari SMK Muhammadiyah Bobotsari. Nominasi Iklan Layanan Masyarakat ada Ijon Dana Desa sutradara Bowo Leksono. Dan Nominasi Citizen Journalism Umum ada Smartdesa Gate sutradara Bowo Leksono.
Menurut salah satu nominator, Asyrof Zahirillah, pengertian mengawal harta negara baginya yang terdekat yaitu mengawal penggunaan dana desa.
“Kebetulan di desa saya ada papan anggaran desa yang dipasang di beberapa titik sehingga warga dapat turut mengawasi,” ujar pelajar SMA Negeri Bukateja ini.
Selain video Papan Anggaran Desa, film dan video lain yang mengangkat soal dana desa yaitu film fiksi Nyathil, video citizen journalism Smartdesa Gate yang kasusnya belum tuntas hingga saat ini, dan kemudian dijadikan iklan layanan masyarakat berjudul Ijon Dana Desa.
Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono mengatakan, sebagian besar film dan video dari Purbalingga yang menjadi nominasi mengangkat isu dana desa.
“Bagi kami, menjadi nominasi sudah suatu kemenangan, karena terpenting, bagaimana film dan video advokasi itu menjadi media kampanye bagi BPK sehingga ditonton banyak orang,” tuturnya dalam pernyataan tertulis.