REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia, Arif Susanto menilai, sikap dukungan Partai Demokrat pada Pilgub Jabar 2018 patut ditunggu. Sebab, dengan mereka memiliki jumlah kursi yang cukup signifikan, akan sangat memengaruhi poros koalisi.
"Yang patut ditunggu adalah sikap Partai Demokrat, yang meskipun memiliki jumlah kursi 12 atau signifikan di DPRD, namun belum menunjukkan arah jelas dukungan. Arah dukungan mereka dapat menentukan poros koalisi sekaligus keterpilihan kandidat," kara Arif saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/8).
Saat ini, koalisi di antara partai-partai besar pada kontestasi Pilgub Jabar 2018 hampir pasti mengerucut pada dua poros, yakni PDIP-Golkar dan Gerindra-PKS. Sementara, lima partai lainnya, yaitu Demokrat, PPP, PKB, PAN, dan Hanura belum memiliki calon yang cukup popular.
Menurut Arif, situasi ini bisa menguntungkan Ridwan Kamil yang namanya sudah popular, meskipun belum memperoleh dukungan yang memadai dari partai. Hanya saja, pria yang akrab disapa Kang Emil itu harus lebih bisa mengakomodasi kepentingan-kepentingan kelima partai itu, tanpa kehilangan identitas politiknya.
"Emil dapat lebih akomodasionistik terhadap kepentingan mereka tanpa kehilangan identitas politik sendiri. Emil pernah berhasil dengan strategi ini ketika mencalonkan diri sebagai wali kota Bandung dengan dukungan Gerindra dan PKS," kata Arif.