Sabtu 26 Aug 2017 08:14 WIB

Polisi Dituntut Cepat Temukan Penyandang Dana Saracen

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs Saracen harus segera diusut secepatnya, pelaku utama sebagai otaknya serta pihak-pihak yang mendanai harus segera diringkus pihak kepolisian. Seharusnya dengan teknologi saat ini yang sangat memadai, dan dengan melibatkan PPATK, tidak akan sulit melacak siapa yang mendanai Saracen.

Anggota Komisi III DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mendukung penuh agar pelaku utama Saracen ini bisa segera ditangkap. "Pihak Kepolisian harus gerak cepat dalam mengusut kasus Saracen. Jangan hanya pelaku lapangan yang ditangkap, tetapi siapa mastermind di belakangnya, termasuk dan terutama pihak-pihak yang mendanai," jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/8) pagi.

Saat ini, lebih lanjut diungkapkan Sufmi, setiap transaksi baik tunai maupun non tunai amat mudah dilacak, terlebih sudah ada pelaku lapangan yang bisa diinterogasi. Apalagi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuagan (PPATK), bisa ikut melacak transaksi dana-dana non tunai.

"Pengungkapan siapa yang mendanai Saracen, harus menjadi prioritas agar bisa diketahui apa motif sebenarnya dari aktivitas Saracen. Secara logika, orang mau keluar uang dalam jumlah besar, pasti berharap ada keuntungan yang ingin diraih," papar anggota Fraksi Partai Gerindra itu.

 

Sufmi khawatir dengan adanya pihak-pihak yang ingin menjadikan kasus Saracen ini, sebagai komoditas politik untuk menyudutkan lawan politiknya. Dalam politik kita kenal strategi yang namanya playing victim, yakni bersikap seolah-olah sebagai korban untuk mengambil simpati dan sekaligus menyudutkan lawan politik.

Oleh karena itu, dituturkan Sufmi, agar semua pihak tidak berspekulasi, serta polisi harus segera menuntaskan kasus Saracen. "Prinsipnya soal hukum harus diselesaikan secara hukum, jangan sampai terkontaminasi kepentingan politik," ungkap dia dengan tegas.

Hasil pantauan tim patroli siber, terdapat 800 ribu akun yang mirip dengan Saracen. Dan Saracen juga bagian dari grup-grup lainnya yang menyebarkan informasi-informasi mengandung SARA dan menyebabkan kebencian. Adapun tersangka yang sudah diamankan, yakni JAS, MFT dan SRN.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement