REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO — Karnaval Songket Sawahlunto yang dikemas dalam Sawahlunto International Songket Carnival 2017 diyakini bisa menggerakan roda ekonomi di kota tambang ini. Dalam helatan 2016 lalu saja, perputaran uang yang dihasilkan dari penginapan, penjualan songket Silungkang, hingga kuliner di Sawahlunto tembus Rp 8,5 miliar.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Sawahlunto Deswanda menargetkan, nilai ekonomi yang bisa berputar di kota ini dalam helatan karnaval tahun 2017 bisa mencapai Rp 10 miliar. Optimisme Deswanda didukung oleh laporan Dinas Pariwisata Sawahlunto bahwa tingkat hunian penginapan di kota ini menyentuh 100 persen sepanjang helatan karnaval.
"Orang menginap, makan, hotel penuh, homestay penuh semua," ujar Deswanda, Sabtu (26/8).
Terdapat dua hotel berbintang di Sawahlunto dan 50 homestay yang seluruhnya bisa menyediakan 156 kamar bagi tamu. Total, terdapat 500 pendatang yang menginap di seluruh penginapan. "Laporan seluruh kamar full. Harapan kami, ekonomi akan ikut tumbuh. Belanja kan meningkat. Masyarakat yang diuntungkan," ujar Deswanda.
Gelaran pameran dan karnaval yang dibalut dalam Sawahlunto Internasional Songket Carnival 2017 resmi dimulai Jumat (25/8) lalu. Acara yang berlangsung hingga Ahad (27/8) besok ini memiliki misi khusus untuk mengenalkan songket Silungkang kepada dunia.
Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf menyebutkan, songket Silungkang merupakan budaya nasional yang bisa ditemukan di 163 daerah di Indonesia dan tersebar di 17 provinsi. Setidaknya, melalui gelaran karnaval dan pameran ini, songket bisa merambah ke provinsi lain di Indonesia dan bisa memperluas pasar ke luar negeri.