Sabtu 26 Aug 2017 21:19 WIB

Pejabat Cina: Muslim Xinjiang Paling Bahagia di Dunia

Muslim di Xinjiang menjalankan ibadah shalat.
Foto: AP
Muslim di Xinjiang menjalankan ibadah shalat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Muslim di Xinjiang, Cina, merupakan penduduk paling bahagia di dunia dan orang-orang seharusnya tidak mempercayai kebohongan yang disebarkan oleh ekstrimis dan pendukung Barat, demikian pejabat senior dalam tulisan bernada tegas, Jumat (25/8).

Ratusan orang terbunuh di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir karena kekerasan antara orang-orang Uighur, penduduk Muslim yang berbicara bahasa Turki, dan etnis mayoritas Han Cina. Beijing menyalahkan pihak ekstrimis.

Kelompok hak asasi manusia dan orang-orang Uighur yang berada di pengasingan mengatakan kerusuhan tersebut merupakan produk frustrasi Uighur terhadap kendali Cina terhadap budaya dan agama mereka. Cina membantah adanya represi.

Pada tulisan di Harian Xinjiang resmi, wakil direktur penerbitan asing di daerah tersebut, Ailiti Saliyev, mengatakan Xinjiang bersifat stabil, harmonis, sejahtera, terbuka dan modern. Para pengunjung yang melihat sendiri wilayah tersebut saat mereka berkunjung, menumbangkan kesan yang diciptakan di media Barat yang menampakkan hal sebaliknya, tambahnya.

"Banyak orang mengatakan dari lubuk hati mereka: 'Muslim paling bahagia di dunia tinggal di Xinjiang'," tulisnya seperti dilansir Reuters.

Masalahnya berasal dari 'kolusi jahat' antara ekstremis dan 'kekuatan Barat yang bermusuhan', pejabat tersebut melanjutkan pernyatannya tanpa menyebut nama apapun. "Mereka berkoordinasi dengan kekuatan Barat yang bermusuhan untuk menyebarkan rumor, menyebarkan, mengecam dan menodai Xinjiang di media luar negeri," tulisnya.

"Ekstrimis secara tidak adil menuduh pemerintah berusaha untuk memusnahkan bahasa dan budaya Uighur dengan proyek pembangunan dan promosi pendidikan bilingual, serta berusaha melarang agama dengan prosedur untuk menjamin keselamatan penduduk," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement