Ahad 27 Aug 2017 19:40 WIB

Simpang Susun Semanggi Diklaim Percepat Waktu Tempuh

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nur Aini
Sejumlah kendaraan melintasi Jembatan Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (28/7).
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Sejumlah kendaraan melintasi Jembatan Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko menyatakan, terdapat perkembangan cukup signifikan pasca-pengoperasian Simpang Susun Semanggi (SSS). Berdasarkan evaluasi pasca peresmian pada (17/8) lalu, Dishub mengklaim jika kecepatan kendaraan yang melintas di wilayah tersebut semakin tinggi dan waktu tempuh semakin singkat.

Sigit mengatakan, kecepatan rata-rata kendaraan pada jam sibuk sore sebelum adanya simpang susun Semanggi adalah 16 km per jam. "Dengan adanya pengembangan Simpang susun Semanggi, kecepatan rata-rata di kawasan tersebut dapat ditingkatkan hingga 22 km per jam," kata dia, Ahad (27/8).

Sebagai ilustrasi, kata dia, waktu tempuh rata rata yang diperlukan untuk melintasi Jembatan Semanggi pada kondisi eksisting di jam sibuk pagi adalah 6,95 menit. "Setelah dilakukan pengembangan, maka waktu tempuh rata rata yang diperlukan hanya 3,54 menit," katanya

Sebelumnya, jumlah kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi, menurut Sigit, per harinya mencapai sekitar 250 ribu kendaraan. Terjadinya kemacetan di Jembatan Semanggi, selain akibat tingginya volume lalu lintas yang melintasi, juga disebabkan akibat terlalu pendeknya jarak antarkupingan Semanggi (ramp) yang berkisar antara 175 m hingga 185 m.

Pendeknya jarak antarkupingan Semanggi ini menyebabkan terjadinya persilangan antara pergerakan kendaraan yang akan masuk ke kupingan dengan pergerakan yang akan keluar dari kupingan. "Kalau dalam istilah teknik lalu lintas dikenal sebagai weaving atau jalinan lalu lintas," tutur dia.

Adapun jumlah kendaraan yang saling bersilangan ini, menurut Sigit, mencapai sekitar 75 ribu kendaraan per hari atau sekitar 30 persen dari total kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi. Akibatnya polisi seringkali melakukan pembagian pergerakan arus kendaraan yang melewati simpang ini bergantian dan melakukan pengalihan dengan menutup salah satu kupingan Semanggi.

Pembangunan jalur lingkar Semanggi sendiri dilakukan secara berpasangan,yaknu alur lingkar dari arah Cawang ke Bundaran HI dan jalur lingkar dari arah Grogol ke Blok M. Dengan terbangunnya dua jalur lingkar tersebut maka 30 persen kendaraan yang sebelumnya saling bersilangan, dapat dipisahkan dan dialihkan melalui jalur lingkar yang dibangun. "Sehingga diharapkan tingkat kemacetan kawasan Semanggi ini dapat berkurang hingga 30 persen," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement