Ahad 27 Aug 2017 20:18 WIB

Pemkot Jaksel akan Gelar Rutin CFD di Mampang

Rep: Ali Yusuf/ Red: Bilal Ramadhan
  Sejumlah warga melakukan senam pagi di area Hari Bebas Kendaraan Bermotor Mampang-Pejaten (BHKB), Jakarta, Ahad (27/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah warga melakukan senam pagi di area Hari Bebas Kendaraan Bermotor Mampang-Pejaten (BHKB), Jakarta, Ahad (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan terus memperbaiki pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di wilayahnya. Perbaikan perlu dilakukan agar warga setempat semakin antusias mengikuti HBKB yang di gelar setiap hari Ahad.

Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Arifin mengatakan pelaksanaan pertama hari bebas kendaraan bermotor yang digelar di Jalan Mampang Raya-Jalan Warung Jati Barat barat begitu diminati warga setempat. "Kalau dilihat antusias, semaraknya masyarakat untuk memanfaatkan HBKB itu luar biasa banyaknya," katanya Arif, kepada Republika.co.id, di Jakarta Ahad (27/8).

Dibandingkan tempat-tempat lain di Jakarta Selatan yang dilaksanakan HBKB Jl Mampang Raya dan Jl Warung Jati Baratlah yang paling banyak pesertanya. "Itu belum pernah terjadi di HBKB sebelum-sebelumnya dan ini lokasi yang ketiga," ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta ini mengatakan dari antusiasnya warga mengikut HBKB akan menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kota memperbaiki penyelenggaraan HBKB. "Kalau itu dinilai lebih baik, terutama dengan akses jalan saya pikir ini akan kita bakukan mulai dari Kemang sampai Kemang Village itu karena memang dirasakan banyak manfaatnya," katanya.

Di antara evaluasi yang akan dilakukan Pemkot di antaranya memperbanyak sarana dan prasarana pelaksanaan HBKB, di antaranya menyediakan toilet mobi, menyediakan tempat sampah, dan mobil pelayanan kesehatan.

"Termasuk menyedikan edukasi dan pembelajaran buat masyarakat. Dan pelayanan lain seperti dukcapil, akte lahir dan sebagainya," katanya.

Arif membantah jika ada organisasi atau LSM yang menyebut Jakarta Selatan kualitas udaranya paling buruk di bandingkan wilayah lain. Menurutnya jika berbicara masalah DKI wilayah administrasi Jakarta Selatan paru-paru kotanya paling baik dibandingkan dengan wilayah lain.

"Kalau dibilang Jakarta Selatan paling buruk dari kota yang lain itu tidak tepat. Karena Jakarta Selatan paru-parunya jauh lebih banyak. Artinya ruang terbuka hijau yang lebih banyak," katanya.

Arif mengaku jika masalah kualitas udara di Jakarta memang sumbernya hanya satu yakni karena banyaknya penggunaan moda transportasi. Katanya Salah satu momen untuk membuat kualitas udara bagus di Jakarta adalah saat warga Jakarta pulang kampung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement