Senin 28 Aug 2017 14:33 WIB

Polrestabes Tampung Laporan 132 Korban First Travel Bandung

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Indira Rezkisari
 Warga yang menjadi korban First Travel mencari informasi di posko pengaduan korban First Travel di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (25/8).
Foto: Republika/Prayogi
Warga yang menjadi korban First Travel mencari informasi di posko pengaduan korban First Travel di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polrestabes Bandung menerima sejumlah laporan korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel. Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana mengatakan diperkirakan ada 632 orang yang diduga menjadi korban First Travel yang berasal dari Kota Bandung.

Hal ini disampaikan usai menerima perwakilan korban di Mapolrestabes Bandung, Senin (28/8).

"Dialog tadi ada 40 orang yang mewakili sekitar 632 orang diduga korban dari First Travel berada di Bandung. Makanya kita akan membuat posko crisis center untuk memudahkan komunikasi dengan korban," kata Yoris kepada wartawan.

Yoris mengatakan pihaknya sudah menerima satu laporan atas nama Andrian Darmaji. Laporan ini juga mewakili seluruh korban First Travel Bandung yang gagal berangkat gara-gara tersandung kasus hukum. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 132 orang yang sudah terakomodir Andrian lewat satu laporan resmi ke Satreskrim Polrestabes Bandung.

Pihaknya membuka posko crisis center yang akan menampung korban-korban First Travel. Sehingga keinginan para korban ini bisa difasilitasi untuk menempuh langkah hukum agar bisa mendapatkan haknya. Pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan berkoordinasi dengan Mabes Polri.

"Kami juga selain membuka crisis center, tetap melakukan koordinasi dengan Mabes Polri," ujarnya.

Perwakilan korban dipimpin Andrian Darmaji mengatakan dirinya resmi melayangkan laporan pada Senin 14 Agustus lalu. Pihaknya menghimpun sekitar 132 berkas yang menjadi korban penipuan First Travel.

Menurutnya masih ada korban yang akan dihimpunnya untuk dibuat laporan ke Polrestabes. "Kita ini sudah menghimpun 132 orang dari 632 korban versi (data) First Travel. Dan ini masih ada yang akan direkap lagi untuk dibuatkan pelaporan. Makanya kita terima kasih sudah difasilitasi crisis center," katanya di lokasi yang sama.

Ia menuturkan total korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel asal Bandung terhimpun mencapai 132 orang. Jika rata-rata setiap orang menyerahkan Rp 14 sampai Rp 16 juta, total kerugian sementara calon jamaah mencapai Rp 1,2 miliar.

"Rekapan saya saat ini mencapai Rp 1,2 miliar untuk kerugian para korban ini. Ini tercatat dari 132 orang dari 632 orang versi First Travel yang belum diberangkatkan," tuturnya.

Para korban ini sudah menyerahkan uang tunai lewat biro perjalanan First Travel Bandung. Uang diberikan rata-rata pada akhir tahun lalu untuk keberangkatan umroh pada Oktober sampai Desember 2017 ini. Menurutnya, para korban tergiur iming-iming perjalanan murah untuk memikat para calon jamaah umroh.

Ia pun berharap laporan ini dapat ditindaklanjuti aparat hukum. Ia pun menilai adanya crisis center di Bandung akan memfasilitasi korban di daerah. Sehingga akan lebih mudah melaporkan gagalnya keberangkatan umrah oleh First Travel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement