REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Algifari Aqsa selaku Tim Advokasi penyidik KPK Novel Baswedan menyayangkan respons Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait permintaan pertemuan dengan keluarga Novel. Tim advokasi diketahui sudah mengirim permintaan secara lisan maupun surat resmi kepada pihak sekretariat negara.
Padahal, kata dia, sudah seharusnya presiden yang secara langsung menemui keluarga Novel. Dia pun membandingkan respons Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Banyak pihak yang mengatakan, ngapain, kan presiden banyak urusan? Enggak, dulu SBY enggak gitu, langsung datang. Dan Jokowi sudah beberapa kali mengundang pihak-pihak, misalnya terakhir mengundang aktivis media sosial dengan mudahnya. Kenapa enggak hari ini Jokowi mengundang keluarga Novel atau hadir ke rumah sakit di Singapura?," kata Algifari di Jakarta, Senin (28/8).
Dia menyontohkan kasus pembacokan yang menimpa aktivis ICW Tama S Langkun pada 2010. Pembacokan itu terjadi setelah beberapa hari Tama melaporkan kasus rekening gendut ke KPK. Waktu itu, dia mengatakan, tidak sampai satu hari, SBY langsung datang ke RS di Duren Tiga atau enam jam setelah kejadian.
SBY juga langsung memerintahkan Kapolda dan Kapolri untuk segera mengungkap kasus tersebut. Pada kasus Tama, kata dia, juga ada dugaan keterlibatan unsur kepolisian. Sama halnya dengan Novel Baswedan yang pernah menyebut-nyebut seorang jenderal polisi.
"Sebenarnya kalau saya membandingkan, harusnya Jokowi yang bertemu dengan Novel dan keluarga. Tapi okelah hari ini keluarga punya concern dan ingin menyampaikan langsung ke Jokowi. Jadi membandingkan SBY dan Jokowi yang lalu itu jauh berbeda walaupun kasus Tama juga tidak terungkap sampai sekarang," ujarnya.
Saat ini tim advokasi masih menunggu kepastian kapan bisa bertemu dengan Jokowi. Tim advokasi meminta presiden membentuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta).
Dia mempertanyakan bukankah Jokowi mengaku sangat concern dalam memberantas korupsi? Sebab pihaknya mengaku sudah berulang kali menyatakan pengungkapan kasus Novel tidak bisa selesai hanya oleh kepolisian. "Kita tahu sangat tinggi dan sudah sepatutnya Novel sebagai salah satu penyidik yang menjadi simbol penyidik dengan performa yang baik untuk segera dituntaskan," kata dia.