Senin 28 Aug 2017 17:36 WIB

Yingluck Shinawatra Hilang Misterius

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Yingluck Shinawatra.
Foto: AP/Manish Swarup
Yingluck Shinawatra.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Keberadaan mantan perdana menteri Thailand Yingluck Shinawatra saat ini benar-benar tidak diketahui. Sejumlah sumber menyebutkan ia telah melarikan diri dari negaranya, menjelang sidang pembacaan vonis kasus korupsi yang menjeratnya pada pekan lalu.

Yingluck merupakan kepala pemerintahan Thailand yang menjabat pada 2011 hingga 2014. Ia dianggap bersalah karena kelalaian yang dilakukan olehnya, yaitu mengeluarkan kebijakan pertanian.

Perempuan berusia 50 tahun itu memberi subsidi bagi petani dengan cara membeli hasil pertanian dua kali lipat lebih mahal dari harga pasaran. Dari sana, ia diyakini mencairkan jutaan dolar AS ke sejumlah wilayah utara dan timur laut Thailand. Di sana dikenal sebagai daerah yang menjadi basis utama pendukung Shinawatra.

Kebijakan itu mengakibatkan menumpuknya persediaan beras. Hal ini pada akhirnya juga membuat status Thailand, sebagai negara pengekspor beras terbesar di dunia tergeser.

Yingluck kemudian digulingkan pada 2014 dalam sebuah kudeta militer.  Atas kasus korupsi tersebut, ia menghadapi ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara serta larangan berpolitik seumur hidup.

Sidang kasus korupsi pemerintahan Yingluck telah dijadwalkan untuk digelar di Mahkamah Agung pada Jumat (25/8) lalu. Bersamaan dengan itu, mantan menteri perdagangan di era kepemimpinannya juga menghadapi persidangan dan mendapat vonis penjara selama 42 tahun karena dianggap terbukti memalsukan kesepakatan subsidi pertanian.

Saat ini, Yingluck diduga melarikan diri ke Dubai melalui Singapura. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa ia nampaknya memiliki tujuan akhir untuk mencari suaka di Inggris.

Atas dugaan Yingluck melarikan diri dari Thailand, Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwan mengatakan belum dapat memastikan apapun. Ia menolak menyatakan apakah seorang yang merupakan tersangka kasus korupsi itu telah melarikan diri, maupun meminta suaka.

"Kami tidak tahu di mana ia (Yingluck) berada saat ini, apakah benar melarikan diri serta meminta suaka di suatu negara, dan kami belum akan meminta ektradisi," ujar Wongsuwan, Senin (28/8).

Selama menjadi tersangka kasus korupsi, Yingluck disebut mendapat pengawasan ketat oleh pihak berwenang. Termasuk dalam sebuah tur di sejumlah provinsi Thailand pada tahun lalu. Ia yang berkunjung dan menyapa para pendukungnya terlihat selalu diikuti oleh pria dengan seragam militer.

Karena itu, dugaan kaburnya Yingluck dari Thailand memunculkan sejumlah pertanyaan dari kritikus. Ia bukanlah pejabat negara pertama yang terjerat dalam kasus korupsi dan melarikan diri dari hukuman penjara.

Sebelumnya, kakak kandung Yingluck, Thaksin Shinawatra yang juga merupakan mantan PM Thailand melarikan diri setelah mendapat vonis penjara seumur hidup atas kasus korupsi yang menjeratnya pada 2008. Ia kemudian dilaporkan menetap di Dubai hingga saat ini. "Bagaimana saya harus tahu tentang hal itu?" kata Wongsuwan atas pertanyaan dari sejumlah kritikus tentang kaburnya Yingluck.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement