Senin 28 Aug 2017 20:29 WIB

Jejak Islam di Venezuela

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Masjid Ibrahim, Caracas, Venezuela
Masjid Ibrahim, Caracas, Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada 1989, dunia Islam sempat dihebohkan dengan kemunculan novel kontroversial The Satanic Verses (Ayat-Ayat Setan) karya Salman Rushdie. Sebagai respons atas situasi tersebut, Pemerintah Venezuela lantas melarang beredarnya buku yang berisi penghinaan terhadap Islam itu di negara mereka.

Kebijakan itu menunjukkan posisi Venezuela sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan beragama. Meskipun mayoritas penduduknya penganut Katolik Roma, namun umat Islam di Venezuela memperoleh penghormatan yang layak sebagai warga negara.

Venezuela memiliki populasi Muslim yang sedikit, namun berpengaruh. Menurut data statistik pemerintah setempat, hari ini terdapat hampir 300 ribu Muslim di Venezuela atau sekitar satu persen dari total penduduk negara itu. Kebanyakan dari mereka adalah orangorang Arab keturunan Lebanon, Palestina, dan Suriah.

“Di samping itu, ada pula sejumlah kecil komunitas Turki Muslim yang menetap di Venezuela,” ungkap Larry Luxner lewat tulisannya, Bowing to Mecca from Caracas, dalam Jurnal Americas Volume 44 (1992).

Masjid Syekh Ibrahim al-Ibrahim yang terletak di ibu kota Venezuela, Caracas, merupakan masjid terbesar kedua di Amerika Latin, setelah Masjid King Fahd di Buenos Aires (Argentina). Tempat ibadah yang selesai dibangun pada 1993 itu memiliki fitur kubah nan megah ditambah dengan menara anggun yang menjulang setinggi 113 meter di sampingnya.

Pulau Margarita yang berada di laut utara Venezuela menjadi rumah bagi sejumlah besar komunitas Arab Muslim. Di sana, mereka hidup berdampingan dengan damai bersama masyarakat Kristen dan Yahudi selama berpuluh-puluh tahun.

Menurut laporan Press TV, masyarakat Venezuela memiliki minat yang cukup tinggi terhadap tradisi-tradisi Islam. Setiap tahunnya, ibadah puasa yang dijalani oleh umat Islam selama bulan Ramadhan selalu memancing rasa ingin tahu kalangan penduduk non-Muslim di negeri itu.

“Mereka bahkan berduyun-duyun menyambangi berbagai komunitas Muslim yang ada untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang semangat, nilai-nilai, dan tradisi Islam,” ungkap Press TV dalam sebuah laporan yang disiarkan pada tahun lalu. Selama dekade terakhir, ada ribuan Muslim yang beremigrasi ke Venezuela.

Mereka umumnya berasal dari negara-negara Timur Tengah seperti Suriah, Lebanon, dan Iran. “Sementara, di Caracas, orang-orang dari berbagai latar belakang agama sengaja menemui ulama-ulama Muslim untuk belajar Alquran dan ajaran Islam lainnya,” ujar Duta Besar Iran untuk Venezuela, Hojatolah Soltani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement