Selasa 29 Aug 2017 21:27 WIB

HUT Ke-72, MPR Gelar Zikir dan Doa Bersama Habaib

Rep: KABUL ASTUTI/ Red: Ilham Tirta
Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan Habib Abdullah bin Ja'far Assegaf (dari kanan ke kiri).
Foto: humas mpr
Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan Habib Abdullah bin Ja'far Assegaf (dari kanan ke kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menggelar acara "MPR Berdizikir dan Berdoa" bersama Pimpinan Majelis Nurul Mustofa Habib Hasan bin Ja''far Assegaf dalam rangka Peringatan HUT MPR ke-72 di Gedung Nusantara IV MPR RI, Selasa (29/8). Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, di usia 72 tahun MPR sudah memasuki usia dewasa.

"Usia 72 tahun tentulah usia yang sudah dewasa. Kita ingin juga memiliki sikap berbangsa dan bernegara yang dewasa dan matang setelah 72 tahun usia Indonesia merdeka," kata Zulkifli Hasan, di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (29/8).

Zulkifli mengatakan, para pendiri bangsa ini telah meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa bernegara yang kokoh. Yakni, Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945. Pondasi itulah yang disebut dengan empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara.

Kendati beragam suku, agama, dan bahasa, para pendiri bangsa berhasil menyepakati nilai-nilai luhur keindonesiaan itu sejak 72 tahun yang lalu. "Kita berdoa agar bangsa kita dijauhkan dari segala cobaan yang tidak mampu kita pikul. Dan kita juga berharap, 72 tahun MPR ini jangan lagi kita ramai soal-soal yang sudah disepakati 72 tahun yang lalu," kata Zulkifli.

Ketua MPR berharap ke depan seluruh rakyat Indonesia bisa merealisasikan nilai-nilai luhur keindonesiaan dalam perilaku sehari-hari. Ia juga berdoa agar 72 tahun Indonesia merdeka ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk sungguh-sungguh membangun karakter bangsa Indonesia dengan nilai-nilai luhur.

Zulkifli menegaskan, Pancasila, NKRI, dah Bhineka Tunggal Ika adalah nilai-nilai luhur yang disepakati untuk mempersatukan, bukan untuk mengkotak-kotakkan apalagi memecah belah bangsa Indonesia. Ironisnya, hari ini bangsa Indonesia gampang terpecah belah dan diadu domba karena persoalan politik praktis.

"Akhir-akhir ini gara-gara pilihan gubernur, gara-gara pilihan bupati, satu dengan yang lain saling menista. Oleh karena itu, mari kita luruskan kembali cita-cita Indonesia merdeka dan empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara," ujar Zulkifli.

Ia berharap lewat doa dan dzikir bersama ini, seluruh bangsa Indonesia diberi kekuatan dan pertolongan oleh Allah untuk mengawal persatuan dan nilai-nilai luhur keindonesiaan yang telah disepakati. Zulkifli menambahkan, habaib dan ulama mempunyai peran yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yang menciptakan lagu Syukur adalah Habib Husein al Muthahar, begitu pula lagu Hari Merdeka. Itulah alasannya, Zulkifli mengundang para ulama dan habaib dalam peringatan HUT Ke-72 MPR ini.

"Pendek kata, kalau kita saling mencintai, saling mengasihi, saling gotong royong, saling menghargai itulah modal besar bagi Indonesia yang jaya," kata Zulkifli.

Ratusan santri tampak memadati Gedung Nusantara IV DPR MPR. Acara ini juga dihadiri Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR Mahyudin, pimpinan DPD RI Nono Sampono, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Ikadi, Muslimat, Aisyiyah, dan sejumlah ormas Islam lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement