REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada Selasa (29/8) atau Rabu (30/8) pagi WIB, karena para investor mencerna dampak peluncuran rudal oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara dan data ekonomi utama Amerika Serikat.
Dow Jones Industrial Average bertambah 56,97 poin atau 0,26 persen menjadi berakhir di 21.865,37 poin. S&P 500 naik 2,06 poin atau 0,08 persen menjadi ditutup di 2.446,30 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 18,87 poin atau 0,30 persen menjadi berakhir di 6.301,89 poin.
Korea Utara meluncurkan sebuah rudal pada Selasa (29/8) pagi dan rudal tersebut jatuh ke Samudra Pasifik di Hokkaido setelah melewati kepulauan Jepang, kata pemerintah Jepang.
Pemerintah Jepang mengatakan akan menyerukan sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan akan meminta masyarakat internasional untuk bekerja sama dan memberi tekanan lebih terhadap Korea Utara.
Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari ketakutan di pasar, meningkat hampir 20 persen menjadi diperdagangkan pada level 13,50.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara telah meningkat awal bulan ini, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Korea Utara akan menghadapi "api dan kemarahan" jika terus mengancam Amerika Serikat.
Sementara itu, para investor juga mengawasi sektor energi karena laporan menunjukkan Badai Harvey telah menyebabkan kerusakan besar dan evakuasi paksa di Texas.
Di sektor ekonomi, Indeks Harga Rumah Nasional NSA melaporkan kenaikan tahunan 5,8 persen pada Juni, sedikit lebih tinggi dari posisi Mei, menurut data dari S&P CoreLogic Case-Shiller.
Indeks Kepercayaan Konsumen naik menjadi 122,9 pada Agustus, naik dari 120,0 pada Juli, menurut Conference Board, mengalahkan ekspektasi pasar.