Rabu 30 Aug 2017 09:22 WIB

Peringatan 60 Tahun Indonesia-Jepang Libatkan Masyarakat

  Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyerahkan cindera mata kerajinan Indonesia kepada Deputi Sekjen LDP Hayashi Motoo usai pertemuan di ruang Presiden di kantor LDP, di Tokyo, Jepang.
Foto: Istimewa
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyerahkan cindera mata kerajinan Indonesia kepada Deputi Sekjen LDP Hayashi Motoo usai pertemuan di ruang Presiden di kantor LDP, di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan 60 tahun hubungan Indonesia - Jepang pada 2018, sebaiknya dilakukan dengan melibatkan masyarakat kedua negara secara aktif. Hal ini, karena kehadiran rakyat diyakini akan menguatkan diplomasi dan hubungan pemerintah masing-masing.

Harapan itu disampaikan mantan PM Jepang Yasuo Fukuda kepada Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di ruang rapat gedung parlemen Jepang di Tokyo Selasa (29/8) waktu setempat. Siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu (30/8), menyebutkan, kedatangan Hasto menemui tokoh senior partai LDP (Liberal Democratic Party) ini dalam rangka mempersiapkan hubungan kerja sama antara PDI Perjuangan dan Partai LDP serta mempersiapkan peringatan 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang. Hasto didampingi Kepala Balitbang PDI Perjuangan Heri Akhmadi dan Bendahara Litbang yang juga anggota DPR Daniel Tobing.

"Kita harus berusaha untuk melibatkan masyarakat Jepang dan Indonesia dalam memperingati 60 tahun hubungan kedua negara. Peningkatan jumlah turis sudah tentu harus dilakukan. Jika ada ide-ide lain, kami sangat terbuka," kata Fukuda yang juga Ketua Japinda, Asosiasi Indonesia - Jepang.

Fukuda menyatakan, setuju dengan pengembangan program kebudayaan untuk memupuk rasa cinta Tanah Air. Selain itu, mantan Presiden LDP ini juga memberikan kepastian partainya sebagai partai pemerintah akan mendukung peringatan 60 tahun Indonesia-Jepang.

Hasto Kristiyanto pun sepakat dengan gagasan Fukuda untuk melibatkan masyarakat. Menurutnya, pertukaran budaya kedua negara cukup penting dilakukan.

"Biar bagaimanapun gerakan kebudayaan nasional yang hadir di tengah-tengah masyarakat itu diperlukan saat ini. Budaya Indonesia terbukti ampuh sebagai penangkal gerakan radikal," kata Hasto.

Selain itu, Hasto juga mengungkapkan rencana partainya untuk mendorong kepala daerah yang berasal dari PDI Perjuangan dan memiliki program "sister city" dengan Jepang untuk mengirim delegasi kebudayaan ke Jepang tahun depan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement