Rabu 30 Aug 2017 14:59 WIB

Telkom Pindah Data ke Satelit Perseroan dan Asing

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Nasabah tengah mengambil dana tunai dari mesin ATM Mandiri.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Nasabah tengah mengambil dana tunai dari mesin ATM Mandiri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia memindahkan data pelanggan ke satelit milik perseroan dan asing untuk memulihkan layanan. Sebelumnya, gangguan satelit Telkom 1 membuat ribuan ATM perbankan mengalami kegagalan layanan atau offline.

Telkom melibatkan lebih dari 1.000 teknisi dari seluruh Indonesia untuk memulihkan layanan satelit Telkom 1. Pemulihan ditarget bisa selesai pada 10 September 2017.

Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga juga menekankan kepada seluruh jajaran operasional untuk mempercepat proses migrasi pelanggan baik dalam penyiapan transponder pengganti maupun repointing antena di sisi pelanggan. "Proses pemulihan layanan Telkom 1 dilakukan dengan memigrasikan pelanggan ke satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S," ujarnya dalam Konferensi Pers di Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta, Rabu, (30/8).

Hanya saja, ia menyatakan, satelit Telkom 2 dan Telkom 3S tidak bisa memenuhi semua pelanggan dari Telkom 1. Pasalnya transaponder Telkom 2 dan 3S juga sudah mempunyai pelanggan lain. "Maka kekurangannya, kami penuhi dari satelit asing. Ada dua satelit asing, yaitu Apstar 9 dan Chinasat," ujar Alex. Ia menambahkan, di negara lain menggunakan satelit asing sudah biasa asalkan mendapat izin dari negara bersangkutan. 

Hingga Rabu pagi, progress pemulihan satelit Telkom 1 untuk penyediaan transponder satelit pengganti sudah mencapai 100 persen. Hal itu sesuai target yang telah direncanakan. 

Secara keseluruhan, kemajuan penyediaan transaponder dan repointing antena ground segment telah mencapai 55 persen. Total pelanggan satelit Telkom 1 sebanyak 63 dengan alokasi 29,26 Transponder Equivalent (TPE) serta jumlah site mencapai lebih dari 15 ribu. Kecepatan recovery site pun kini mencapai 1.000 per hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement