REPUBLIKA.CO.ID,Negara bagian Australia Barat memiliki rencana ambisius mengekspor energi tenaga surya yang dihasilkan di wilayah itu ke Indonesia.
Sebuah laporan Komisi Pembangunan Pilbara (Pilbara Development Commission) yang ditulis para peneliti asal Australia dan Indonesia melihat adanya potensi mengekspor listrik yang dihasilkan solar fotovoltaik (PV) di Pilbara ke negara-negara Asia.
Studi tersebut menemukan adanya kemungkinan energi yang dihasilkan dari fasilitas solar di Pilbara dikirim ke Indonesia lewat kabel tegangan tinggi (HVDC) yang berada di bawah laut ke Indonesia. Manajer Geoff James menjelaskan tujuan proyek ini adalah mengembangkan pembangkit tenaga surya dengan kekuatan tiga gigawatt serta pembangunan kabel transmisi bawah laut pada 2030.
Dr James mengatakan teknologi surya sudah ada sekarang namun rencana untuk kabel di bawah laut masih memerlukan penelitian lebih lanjut. "Rencana kami sekarang adalah mengembangkan industri solar (di Pilbara), sehingga ketika nanti sudah terhubung, kami sudah siap," katanya.
Proyek pertama dapat menciptakan hingga 2.000 pekerjaan tetap di wilayah Pilbara dan lebih dari 12 ribu pekerjaan lainnya di seluruh Australia Barat. Dr James mengatakan potensi PV di Pilbara "sangat besar" dan Indonesia memiliki "target pertumbuhan besar" untuk meningkatan pembangkit energi.
"(Indonesia) menginginkan kapasitas 80 gigawatt lebih banyak, yang berarti jauh lebih besar dari kapasitas keseluruhan pembangkit di Australia saat ini," katanya. Dr James juga mengatakan Indonesia ingin memasukkan energi terbarukan ke dalam target energinya.
Menteri Pembangunan Regional Negara Bagian Australia Barat, Alannah MacTiernan, meluncurkan laporan penelitian tersebut hari Selasa (29/08).
Ia mengatakan studi tersebut menciptakan dialog dengan Indonesia soal kapasitas Australia Barat untuk mengekspor energi terbarukan.
Bisa penuhi kebutuhan Australia
Sementara itu sebuah penelitian terbaru menyatakan energi terbarukan yang dihasilkan di wilayah Pilbara dapat menghasilkan empat kali total kebutuhan energi Australia. Peneliti Dr Matthew Stocks dari Australian National University dalam laporan The Pilbara Powerhouse menjelaskan adanya potensi besar untuk memproduksi energi terbarukan di wilayah itu.
Dr Stocks menjelaskan jika fasilitas North West Interconnected System (NWIS) yang ada saat ini diganti oleh tenaga air, tenaga surya dan tenaga angin, maka wilayah Pilbara dapat memberikan kontribusi signifikan bagi National Electricity Market (NEM). "Potensinya sangat besar," katanya.
Dr Stocks juga mengakui "besarnya biaya" pada tahap awal untuk mengubah sistem energi di kawasan barat laut wilayah itu menjadi energi terbarukan. Namun dia mengatakan investasi untuk teknologi baru akan sangat berharga.
"Permasalahan dengan energi terbarukan yaitu bahwa kita harus membayar listrik sekarang untuk 25 tahun ke depan. Itu modal yang sangat mahal, namun kemudian menjadi murah," katanya.
Diterbitkan pada 30/08/2017 pukul 11:00 AEST. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.