REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah mengatakan, Jusuf Kalla tidak mungkin menjadi ketua tim sukses Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Sebab, Jusuf Kalla harus fokus mengurus pemerintahan.
Pernyataan Husain ini muncul menyusul adanya ungkapan dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang mengusulkan agar Jusuf Kalla menjadi ketua tim sukses Joko Widodo pada Pemilu 2019 mendatang. Apalagi menurut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut, secara prinsip pemerintahan Jokowi-JK tinggal berjalan 11 bulan lagi.
Menurut Husain, sebagai wakil presiden, Jusuf Kalla tidak elok jika terlalu jauh terlibat dalam urusan kampanye. Apalagi jika ditunjuk sebagai ketua tim sukses. Sebab, pada kondisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 intensitas kegiatan politik terlalu tinggi.
"Pada kondisi Pilpres tingkat intensitas kegiatan politik kan tinggi, tetapi pemerintahan kan juga harus tetap berjalan. Sebagai wakil presiden tentu harus in charge bertugas membantu presiden mensukseskan pemerintahannya," ujar Husain yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (30/8).
Husain mengatakan, Joko Widodo dan Jusuf Kalla pasti ingin melihat pemerintahan yang dilaksanakan selama lima tahun ini mendulang sukses. Oleh karena itu, Jusuf Kalla harus tetap membantu tugas-tugas Joko Widodo sampai akhir masa pemerintahannya. Dengan demikian, Joko Widodo bisa konsentrasi dengan proses Pilpres 2019. "Pak JK kan negarawan. Malah kalau bapak (Jusuf Kalla) masuk di situ (kampanye), tidak mengenakan bagi Pak Jokowi di mata publik," kata Husain.
Sebelumnya, Jusuf Kalla tegas menyatakan tak ingin maju lagi pada 2019. Dia ingin menikmati waktunya bersama keluarga dan cucu-cucunya setelah pensiun sebagai wakil presiden pada 2019. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo diperkirakan maju lagi dalam pilpres 2019. Apalagi sejumlah partai telah menyatakan dukungan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta ini.