REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Lomba balapan mobil tenaga surya akan digelar di Australia pada Oktober mendatang. Rute balapan Darwin ke Adelaidesejauh 3.000 kilometer itu melibatkan sejumlah tim dari berbagai negara dengan menampilkan mobil futuristik.
Mobil futuristik bertenaga matahari ini berkisar dari model kendaraan sport 1 kursi yang ramping sampai mobil keluarga dengan lima kursi kecil. Tim asal Belanda yang memenangkan kelas mobil "cruiser" pada tahun 2015 - dengan kendaraan keluarga empat kursi bernama Stella Lux - telah meningkatkan kapasitas tempat duduk kendaraan mereka menjadi lima dengan nama baru ‘Stella Vie’.
Juru bicara tim Eindhoven, Beatrix Bos mengatakan Stella Vie juga memiliki desain yang lebih efisien.
"Kami memiliki atap yang melengkung saat ini. Biasanya, kami selalu memiliki atap datar yang datar, tapi sekarang lebih seksi, lebih melengkung dan bahkan lebih baik bagi aerodinamika," kata Beatrix Bos.
Inspirasi tipe baru mobil keluarga
Kategori kelas penjelajah dalam World Solar Challenge mendorong para peserta untuk merancang mobil yang dapat mengarah pada pengembangan mobil keluarga bertenaga surya yang diproduksi massal.
Universitas Flinders Adelaide sedang mengerjakan versi sendiri dari kendaraan penumpang bertenaga surya, namun kedua tim belum meluncurkan mobil mereka, jadi tidak jelas apakah mereka akan sama dengan standar lima kursi yang ditetapkan oleh pemenang tingkat dunia Eindhoven.
'Ini akan benar-benar terbang'
Universitas Adelaide telah mengungkapkan mobil bertenaga surya rancangan mereka, Lumen II, diklaim akan menjadi lebih ringan, lebih cepat dan lebih aerodinamis dibandingkan kendaraan yang mereka ikutsertakan dalam ajang serupa pada tahun 2015.
Lumen II bersaing dalam kelas kendaraan 1 kursi "Challenger/penantang" yang telah mengalami perubahan peraturan tahun ini – dimana panel surya telah dikurangi dari enam meter persegi menjadi empat meter persegi. Manajer Tim Adelaide University, Spencer Olds mengatakan, perubahan tersebut menciptakan tantangan bagi mahasiswa teknik yang membangun mobil baru tersebut, namun ia yakin akan tampil lebih baik daripada kendaraan yang diikutsertakan universitasnya pada tahun 2015, yang berada di posisi 21 dari 29 tim.
"Kami telah mengurangi separuh bobot kendaraan, kami telah mengurangi 30 persen dari hambatan aerodinamis dan kami meningkatkan efisiensi panel surya sebesar 50 persen. Dengan perubahan tersebut, kami rasa akan benar-benar terbang," katanya.
Tahun ini, tim ini bertekad membangun kendaraan dengan kecepatan rata-rata sekitar 80 kilometer per jam, dibandingkan pada mobil karya mereka tahun 2015 lalu yang hanya memiliki kecepatan rata-rata 60kph.
Dekan Eksekutif dari fakultas Teknik, Ilmu Komputer dan Matematika, Universitas Adelaide, Anton Middleberg mengatakan bahwa karya teknologi canggih yang dilakukan oleh mahasiswa yang mengembangkan Lumen II akan menjadi pekerjaan masa depan di Australia Selatan, di mana manufaktur mobil akan segera berakhir.
Manajer tim Adelaide, Spencer Olds, mengatakan, 45 orang mahasiswa telah menghabiskan lebih dari 25 ribu jam membangun Lumen II dan masih ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan sebelum mobil ini dapat diuji selama pemeriksaan berkecepatan tinggi.
Dan pengujian itu akan berlangsung di trek balap Hidden Valley di Darwin, untuk memastikan perjalanan sampai ke Stuart Highway ke Adelaide.
Event World Solar Challenge’ dimulai di Darwin pada 8 Oktober, dan jika matahari bersinar dengan baik, mobil pertama direncanakan akan melewati garis finish di Adelaide tiga hari kemudian.