Kamis 31 Aug 2017 02:53 WIB

Suhu Udara di Wilayah Ciayumajakuning Makin Meningkat

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Memasuki akhir Agustus, suhu udara di Wilayah Ciayumajakuning (Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), semakin meningkat. Masyarakat pun diimbau untuk menjaga kesehatan tubuh dalam menghadapi kondisi cuaca tersebut.

Forecaster Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faaiziyn, menjelaskan, saat ini suhu udara maksimum di Wilayah Ciayumajakuning mencapai  35 C. Sedangkan seminggu sebelumnya, suhu udara maksimum masih 34 C.

Pria yang akrab disapa Faiz itu pun memprakirakan, suhu udara akan semakin tinggi saat puncak musim kemarau. Dia menyebutkan, suhu udara saat puncak musim kemarau bisa mencapai 37 C atau 38 C. "Dalam kondisi normal, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada akhir September hingga awal Oktober," kata Faiz, Rabu (30/8).

Faiz menambahkan, dari hasil monitoring terbaru pada 20 Agustus 2017, musim kemarau di sebagian besar Wilayah Ciayumajakuning mengalami hari tanpa hujan dengan kategori panjang  dan sebagaian lainnya ada yang sangat panjang. Diprakirakan, pada September nanti, daerah yang  mengalami musim kemarau dengan hari tanpa hujan kategori sangat panjang akan bertambah.

Faiz mengakui, saat musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Menurutnya, hujan masih bisa turun meski jarang serta intensitasnya rendah yakni dibawah 50 mm per bulan.

Pada Selasa (29) malam, sejumlah daerah di Kota/Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka turun hujan. Bahkan, hujan turun dengan deras.

Faiz menjelaskan, hujan tersebut dikarenakan faktor regional di wilayah Indonesia . Yakni adanya Sirkulasi ''Eddy'' di wilayah Kalimantan sehingga mengakibatkan terjadinya perlambatan kecepatan angin lapisan atas. Ditambah lagi, kelembaban udara di lapisan atas juga cukup tinggi sehingga awan menjadi jenuh dan turun hujan. "Tapi mulai hari ini (Rabu) sudah kembali normal. Tidak potensi hujan," kata Faiz.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika di wilayah Kabupaten Indramayu, suhu udara terutama dalam dua pekan terakhir terasa sangat terik sejak pagi hingga sore hari. Panasnya cuaca itu diperparah dengan angin kering yang bertiup kencang sehingga menerbangkan debu-debu kecil yang dapat mengganggu kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menyatakan, dalam menghadapi musim kemarau seperti sekarang, masyarakat diimbau melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Adapun langkah yang dilakukan dalam Germas yakni  meningkatkan daya tahan tubuh dengan tidur cukup dan olah raga teratur. Selain itu, menjaga kesehatan dengan memperbanyak minum dan makanan yang bergizi, hindari minum es/air dingin dan memakai masker saat keluar untuk mengurangi polutan yang masuk ke tubuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement