Kamis 31 Aug 2017 10:53 WIB

Masjid Houston Tampung Pengungsi Badai Harvey

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Sherrif dari Fort Bend County membantu korban banjir akibat Badai Harvey di kawasan Orchard Lakes Subdivision, Texas, (28/8).
Foto: AP
Sherrif dari Fort Bend County membantu korban banjir akibat Badai Harvey di kawasan Orchard Lakes Subdivision, Texas, (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Sedikitnya empat masjid di wilayah Houston, yang berafiliasi dengan Islamic Society of Greater Houston, menjadi tempat penampungan 24 jam bagi korban banjir dari badai tropis Harvey yang menyerang tenggara Texas. Salah satunya adalah Brand Lane Islamic Center di Stafford, di pinggiran barat daya Houston.

"Kami memulai dengan menerima keluarga beranggotakan enam orang. Saat ini kami menampung 80 sampai 90 orang," ujar Shaizad Chatriwala, Direktur Brand Lane Islamic Center kepada CNN.

Menurut Chatriwala, masjid tersebut memiliki cukup ruang dan sumber daya untuk mengurus 100 pengungsi lainnya. Masjid ini berada kurang dari enam mil dari daerah banjir terdekat. "Orang-orang datang hanya dengan pakaian yang mereka kenakan," kata Chatriwala.

Dia mengatakan, masyarakat setempat telah bermurah hati memberikan sumbangan. Mereka membawa segala sesuatu mulai dari makanan panas dan pakaian hingga mainan dan buku untuk anak-anak. "Begitu orang mengetahui Masjid ini berfungsi sebagai tempat mengungsi, kabar menyebar dengan cepat di media sosial dan sumbangan mulai mengalir," ungkapnya.

Islamic Society di Houston bekerja sama dengan Baitulmaal, sebuah badan nirlaba Texas yang berfokus pada pemulihan bencana dan kemiskinan. Mereka menyediakan produk makanan, air, dan sarana kebersihan bagi pengungsi.

Mohammad Amin Moola, Wakil Presiden Islamic Society, mengatakan masjid terdekat yang mudah diakses juga akan segera dibuka sebagai tempat penampungan pengungsi. Moola mengaku komunitasnya menggunakan media sosial, stasiun radio, dan relasi lintas agama dengan rumah ibadah lainnya untuk menyebarkan kabar bahwa masjid-masjid telah tersedia sebagai tempat penampungan. "Kami bahkan menyuruh para pekerja keluar ke jalan untuk mempersilakan pengungsi ke masjid," kata Moola.

Islamic Society berencana untuk tetap menggunakan masjid sebagai pusat distribusi bantuan setelah pengungsi pergi. "Hal ini adalah pelajaran yang kami dapatkan dari badai tropis Allison," kata Moola, mengacu pada badai besar yang terjadi pada 2001.

Moola mengkoordinasikan semua ini karena rumahnya sendiri berada di bawah air. Dia dan keluarganya harus diselamatkan dengan kapal. Namun dia bersyukur atas semua bantuan dan mengatakan kesigapan ini menunjukkan sifat sejati Amerika. "Inilah kita, sebagai orang Amerika sejati. Bila waktunya tiba, kita adalah satu keluarga," ungkap Moola.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement