REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi meluncurkan Program Humanitarian Assistance For Sustainable Community (HASCO) untuk Myanmar di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis (31/08). Lembaga Filantropi, Rumah Zakat (RZ) menjadi bagian dari peluncuran program bantuan untuk Myanmar tersebut.
Program yang diprakarsai oleh Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) ini bertujuan untuk memberikan bantuan bagi rakyat Myanmar di bidang peningkatan kapasitas, pengiriman tenaga ahli, penghidupan dan pemulihan.
Dalam acara peluncuran program tersebut, hadir CEO Rumah Zakat Nur Effendi. Di akhir acara ini kemudian dilakukan penandatanganan komitmen dari 11 NGO yang merupakan anggota AKIM termasuk Rumah Zakat yang turut berkomitmen mendukung program HASCO untuk Myanmar.
“Para pengungsi Myanmar tidak hanya butuh bantuan logistik, tapi juga dukungan politik. Bersama Kementerian Luar Negeri insyaAllah upaya diplomasi menjadi lebih mudah. Semoga Allah memudahkan kita dalam membantu dan memulihkan Myanmar," ujar Nur Effendi.
"Program HASCO sudah dilakukan assesment bersama dan ditentukan program-program yang dibutuhkan terbagi dalam beberapa jenis, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan relief," imbuhnya kepada republika.co.id,
Sementara, Ketua Pelaksana Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM), Muhammad Ali Yusuf mengatakan bahwa AKIM merupakan aliansi yang terdiri dari 11 lembaga yang selama ini konsen terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan.
"Aliansi merupakan bentuk sinergi pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia, mereka akan bergabung dan berkolaborasi untuk memberikan bantuan bagi Myanmar. AKIM ini dilandasi oleh semangat bekerjasama untuk Indonesia," ucapnya.
Dalam sambutannya, Menteri Retno mengatakan bahwa program ini menunjukan adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan dalam menjalankan komitmen untuk mendukung Negara-negara sahabat yang membutuhkan bantuan.
"Oleh karena itu kita bisa berbesar hati mengatakan this is Indonesia, Indonesia yang maju, yang peduli terhadap situasi kemanusiaan dan peduli melakukan kerjasamanya secara konstruktif," katanya.
Retno menambahkan, Indonesia tetap mendorong pemerintah Myanmar untuk dapat segera memulihkan stabilitas keamanan di Negara Bagian Rakhine. Selain itu, kata dia, Indonesia juga meminta kepada semua pihak untuk tidak menggunakan kekerasan.
"Kita mengharapkan pemerintah Myanmar dapat memberikan perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State termasuk komunitas Islam dan akses kemanusiaan," jelas Retno.