REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Masyarakat Padang, Sumatra Barat kembali dibuat panik oleh guncangan gempa. Kali ini, gempa dangkal dengan intensitas 6,2 Skala Richter (SR) 'menggoyang' pesisir barat Sumatra Barat pada Jumat (1/9) dini hari.
Sesaat setelah gempa, sejumlah warga langsung berlarian menuju Pantai Padang untuk memastikan laut tidak surut. Masyarakat ingin memastikan bahwa tidak ada potensi tsunami.
Pengamatan Republika, beberapa warga terlihat berdiri di tepi pantai dengan senter menyala menyorot ke arah laut. "Air laut tidak surut. Tidak apa-apa," ujar Yusril (37 tahun) seorang warga yang ditemui di Pantai Padang.
Gempa kali ini sempat membuat warga panik. Sebagian masyarakat yang sudah tertidur lelap terpaksa lari keluar rumah untuk mengamankan diri. Guncangan gempa yang terasa memang cukup besar. Kaca jendela sempat berbunyi dan perabot jelas bergetar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis, titik pusat gempa berada di 82 kilometer (km) dari Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Koordinat episentrum berada pada 1.30 LS dan 99.66 BT dengan kedalaman pusat gempa 10 km.
Kepala BMKG Sumatra Barat Rahmat Triyono menyebutkan bahwa gempa kali ini tidak berpotensi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sudah diverifikasi oleh seismologist," ujar Rahmat, Jumat (1/9).
Emmy (61 tahun) mengaku kaget dengan goncangan gempa yang ada. Ia sedang tidur ketika guncangan gempa makin terasa. Jendela sempat bergetar dan lemari kaca sempat bergoyang. "Saya langsung kebangun dan lari keluar," katanya.