Jumat 01 Sep 2017 11:09 WIB

Jadi Khatib Shalat Id, Sofyan Djalil Sampaikan Makna Berhaji

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Jamaah sholat Idul Adha 1438 Hijriyah di Masjid Sunda Kelapa meluber hingga ke halaman dan jalan, Jumat (1/9).
Foto: Republika/Ali Mansur
Jamaah sholat Idul Adha 1438 Hijriyah di Masjid Sunda Kelapa meluber hingga ke halaman dan jalan, Jumat (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil ditunjuk Dewan Pengurus Masjid (DKM) Masjid Agung Sunda Kelapa khatib pada Shalat Idul Fitri 1438 Hijriyah. Dalam khutbahnya, dosen pada Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran itu menyampaikan pesan mengenai makna Idul Adha. 

Sofyan Djalil menerangkan makna Idul Adha bagi umat manusia, terutama umat Islam, bukan hanya soal berkurban. Dia menuebutkan banyak sekali pesan dan hikmah yang terkandung dalam Idul Adha, di antaranya mengenai makna ibadah haji.

Pada Idul Adha, dua juta jamaah haji di berbagai negara di dunia melakukan prosesi ibadah haji. Mulai dari wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Idul Adha, bermalam di Muzdalifah, hingga melontar jumrah di Jamarat, Mina. 

“Mereka berpakaian ihram untuk mengingatkan kembali bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, tidak berpakaian, tidak membawa sedikitpun harta benda, atribut dan status sosial," kata Sofyan Djalil dalam kutbahnya, di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/9).

Sofyan menerangkan, dua helai kain ihram yang tidak berjahit adalah merupakan simbol fitrah manusia yang harus dijaga sebagai amanah. Karena, dia menuturkan, pada akhirnya manusia pasti akan kembali kepada Allah SWT. 

Kemudian, proses ritual penuh dengan simbol-simbol yang sebenarnya ditujukan bagaimana manusia bisa menjadi suci kembali sesuai fitrahnya.  Begitu pula beberapa rukun dan larangan harus dipatuhi selama berhaji, yang intinya agar proses kembali pada kesucian manusia dapat diraih. 

Larangan tersebut seperti, menghindari kata-kata kasar, larangan menyakiti hewan, memotong pohon dan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan kebutuhan fisik. "Artinya, usaha kembali kepada fitrah harus dilakukan secara total dengan menyerahkan diri kepada Allah, tidak ada ucapan kecuali memohon ampun untuk berzikir dan kalimat Talbiyah," ajak mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia itu.

Pada penyelenggaraan shalat Id di Masjid Sunda Kepala, pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa mendatangkan Syekh Essam Al-Mizjaji dari Yaman untyk menjadi Imam. Pengurus masjid, Mugiyono menyatakan pihaknya sengaja mengundang imam dari Timur Tengah, sebagai bentuk pelayanan dari pengurus masjid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement