Jumat 01 Sep 2017 22:42 WIB

Jokowi Masih Rahasiakan Lokasi Bandara Sukabumi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunaikan ibadah Shalat Idul Adha 1438 H di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (1/9).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunaikan ibadah Shalat Idul Adha 1438 H di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih merahasiakan rencana lokasi pembangunan bandar udara (bandara) di Sukabumi, Jawa Barat.

"Kami sudah putuskan pembangunan bandara tersebut, namun untuk lokasinya masih dirahasiakan sebagai antisipasi adanya mafia tanah sehingga harga tanah menjadi melambung tinggi," kata Presiden Jokowi usai menyerahkan satu ekor sapi Benggala untuk dikurbankan di halaman Masjid Agung Kota Sukabumi, Jumat.

Presiden Jokowi tidak bisa mengungkapkan rencana lokasi tersebut sebagai antisipasi melonjaknya harga tanah. Tetapi yang pasti rencananya pembangunan bandara akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Selain itu, jika diumumkan sejak dini, yang ada harga tanah semakin meningkat dan menjadi ramai, ujung-ujungnya pembangunan tidak terlaksana. Maka dari itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar, Pemkab dan Pemkot Sukabumi agar tidak meramaikan dahulu rencana pembangunan bandara itu.

"Jadi diam-diam saja dulu, tapi tahu-tahu pembangunan dilaksanakan sehingga masyarakat Sukabumi bisa menikmati layanan transportasi dengan pesawat terbang," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Selama kunjungan kerja di Sukabumi, Presiden Jokowi pun memperhatikan berbagai insfrastruktur di daerah tersebut khususnya transportasi. Salah satu perhatian Presiden Jokowi adalah perlunya menuntaskan masalah kemacetan di Kota dan Kabupaten Sukabumi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement