Sabtu 02 Sep 2017 08:30 WIB

Trump Didesak tak Hapus Kebijakan untuk Para Imigran Muda AS

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Imigran Palestina di Amerika
Foto: suarapalestina.com
Imigran Palestina di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diminta untuk tidak menghapus kebijakan yang dikenal sebagai Program Tindakan Tangguh untuk Kedatangan Anak-anak (DACA). Kebijakan ini berlaku di era pendahulunya, mantan presiden Barack Obama dan memiliki tujuan melindungi imigran muda tanpa dokumen yang ada di negara itu.

Melalui program ini, anak-anak dengan status imigran yang datang ke AS dapat diberikan tempat tinggal sementara. Daca juga membuat mereka terhindar dari deportasi, serta memberikan kesempatan berupa izin kerja serta belajar di Negeri Paman Sam.

Kepala Kongres AS Paul Ryan mengatakan bahwa program yang sangat baik ini tidak seharusnya dihentikan begitu saja. Ia juga mendesak agar ada solusi yang terbaik, jika Trump ingin untuk menghapus Daca.

"Saya telah melakukan percakapan dengan Presiden Trump dan ingin menemukan solusi yang manusiawi untuk masalah ini," ujar Ryan dilansir BBC, Sabtu (2/9).

Daca selama ini telah melindungi sekitar 750 ribu anak di AS dari deportasi. Untuk memenuhi syarat program ini, mereka seluruhnya diminta untuk mengirim informasi pribadi ke Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Dari sana, anak-anak imigran yang kebanyakan dibawa oleh orang tua maupun wali untuk menetap di AS itu akan diperiksa secara menyeluruh oleh FBI. Nantinya, jika dinyatakan bersih dari catatan kriminal apapun, mereka berhak mendapat izin sementara untuk belajar maupun bekerja.

Namun, baru-baru ini Trump mengatakan telah memiliki rencana untuk menghentikan Daca dan memberi pengumuman atas keputusannya pada Selasa (5/9) mendatang. Sikap keras miliarder itu atas masalah imigrasi merupakan bagian dari janji kampanye dan diberlakukan sejak resmi menjabat sebagai pemimpin negara adidaya itu pada Januari lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement