Sabtu 02 Sep 2017 13:06 WIB

Pimpinan DPR Diminta Inisiasi Pertemuan Parlemen ASEAN

Rep: FAUZIAH MURSID/ Red: Ilham Tirta
Pengungsi Rohingya termenung setelah upayanya mengungsi ke wilayah Bangladesh dicegah penjaga perbatasan.
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Pengungsi Rohingya termenung setelah upayanya mengungsi ke wilayah Bangladesh dicegah penjaga perbatasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI, Reni Marlinawati mengajak semua elemen melakukan langkah-langkah nyata untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan terhadap kelompok etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Menurutnya, pemerintah juga perlu mempertajam upaya untuk memberi penekanan atas kejahatan yang dilakukan militer Myanmar tersebut.

"Pemerintah Indonesia dapat melakukan langkah-langkah lebih konkret dengan menggalang dukungan negara-negara di kawasan dan internasional untuk memastikan aksi kekerasan terhadap warga Rohingya dapat segera dihentikan," ujar Reni dalam keterangannya persnya, Sabtu (2/9). 

Menurutnya, upaya ini juga sejalan dengan spirit Pembukaan UUD 1945, yakni ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Ia juga meminta Pimpinan DPR melakukan langkah-langkah nyata melalui organsiasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) atau perkumpulan parlemen se-ASEAN. Yakni untuk menggelar sidang istimewa khusus merespons peristiwa yang menimpa tragedi Rohingya.

"Upaya ini untuk melengkapi upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak seperti PBB, termasuk pemerintah Indonesia," kata Anggota Komisi X DPR tersebut.

Tak hanya itu, ia juga mendorong dirintisnya diplomasi tokoh-tokoh Indonesia, dari tokoh agama, tokoh pemerintahan, tokoh senior yang memiliki akses dan jejaring terhadap pihak-pihak yang melakukan tindakan tidak beradab tersebut. Upaya itu untuk melengkapi berbagai upaya formal yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut.

"Kemudian juga mendorong seluruh elemen bangsa baik dari pemerintahan, masyarakat sipil dan masyarakat luas untuk menggalang bantuan kemanusiaan untuk para korban, khususnya bagi perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekejaman militer Myanmar dan Perwira Budha," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement