Sabtu 02 Sep 2017 17:34 WIB

Sebelum ke Myanmar, Menlu Silaturahim Sama Tokoh Ormas Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi akan melakukan kunjungan ke Myanmar untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Hanya saja, sebelum berangkat, Menteri Retno pun berilaturahim dan berdialog dengan tokoh-tokoh Ormas Islam di Resto Seribu Satu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).

Hal ini disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi. "Menlu melakukan silaturrahim dengan para tokoh Ormas Islam sebelum berangkat ke Myanmar besok. Beliau menjelaskan kondisi terkini di provinsi Rakhine yg terus bergejolak," ujar Kiai Muhyiddin kepada Republika.co.id, Sabtu (2/9).

Ia menuturkan, Menteri Retno juga sempat meminta saran dan masukan kepada para pimpinan Ormas yang belakang ini telah menyampaikan sikap dan pernyataan keras tentang keberutalan militer Myanmar. Penyampaian sikap itu dikemas dengan bahasa diplomasi.

"Communal conflict ini memang terjadi berabad-abad, Indonesia sebagai sahabat dan sekaligus pendiri ASEAN sangat berharap agar nasib dan penderitaan Muslim Rohingya segera selesai via diplomasi, bantuan kemanusiaan, jaminan keamanan bagi semua penduduk Rakhine dan pengembalian keamanan," ucapnya.

Menurut dia, MUI optimistis misi Menteri Retno akan msmbuahkan hasil dalam rangka menyelesaikan konflik di Myanmar, sehingga bisa melindungi umat Muslim etnis Rohingya dari tindakan kekerasan. "Kami optimistik bahwa misi beliau bisa membuahkan hasil maksimal dan sekaligus mampu memberikan solusi terbaik bagi semua," kata Kiai Muhyiddin.

Sebelumnya, diberitakan juga bahwa Menteri  Retno direncanakan bertemu Aung San Suu Kyi dan Petinggi Militer Myanmar di Yangoon, Senin 4 September mendatang. "Menlu mengakui bahwa misi beliau kali ini sangat berat dan rumit. Tekanan dari dalam negeri juga sangat keras dan massif," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement