REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari menuturkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan keluarga yang tertanam secara kuat pada setiap anggotanya menjadi fondasi kokoh bagi terwujudnya karakter masyarakat dan bangsa. Ketika setiap anggota keluarga mampu menjalankan peran dan fungsi masing-masing dengan baik, ujarnya, akan tumbuh keluarga dengan fondasi karakter nilai-nilai luhur yang kokoh.
"Adanya keluarga yang kuat akhirnya akan mewujudkan fondasi karakter masyarakat dan bangsa yang kuat pula," katanya, Sabtu (2/9).
Ia mengatakan dalam kehidupan keluarga, setiap anggota perlu menjalankan peran dan posisi masing-masing sebaik mungkin. Setiap orang tua, baik ayah maupun ibu, katanya, perlu terus menerus belajar menjadi sosok pemimpin dan pembina keluarga yang baik.
"Tujuan akhirnya adalah untuk ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT," ucapnya.
Begitu pula, katanya, seorang anak, ia harus menjadi sosok yang hormat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Pada kesempatan itu, Jumari mengemukakan tentang keteladanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail, dalam peristiwa yang hingga saat ini dirayakan umat Islam di dunia sebagai Idul Adha, ditandai dengan penyembelihan hewan kurban pada 10-13 Zulhijah.
Penyembelihan hewan kurban pada Sabtu, masih dilakukan beberapa umat Islam dan panitia kurban di sejumlah tempat di Kabupaten Magelang. Sebagian besar umat di daerah itu melakukan penyembelihan hewan kurban pada Jumat (1/9), setelah shalat Idul Adha 1438 Hijriah.
"Salah satu pelajaran yang bisa diteladani dari kisah tersebut adalah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim. Ibrahim sosok ayah yang takwa dan taat kepada Allah. Ketika Ibrahim mendapat perintah Allah untuk mengurbankan putra satu-satunya, beliau langsung melaksanakan dengan ikhlas dan tulus," ujarnya.
Begitu pula Ismail, katanya, sosok anak saleh dan takwa kepada Allah, serta berbakti kepada orang tuanya. "Dengan penuh keikhlasan dan ketulusan pula seorang Ismail menerima perintah tersebut," ujarnya.