REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sebanyak 27 orang warga yang menjadi korban keracunan makanan satai daging kurban di Kabupaten Sukabumi masih menjalani perawatan. Mereka dirawat di Puskesmas Cicurug dan Rumah Sakit Bhakti Medicare Cicurug.
Data dari Puskesmas Cicurug menyebutkan, total jumlah warga yang mengalami gejala keracunan sebanyak 36 orang. Dari jumlah tersebut sebagian di antaranya telah berangsur pulih dan diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.
Sebelumnya, pada Sabtu (2/9) pagi puluhan warga Kampung Pasir Angin, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, mengalami gejala keracunan seperti mual-mual, muntah, dan panas setelah mengkonsumsi satai dari daging kurban pada Jumat (1/9) malam.
''Jumlah warga yang masih dirawat di puskesmas sebanyak 20 orang,'' ujar Kepala Puskesmas Cicurug Teddi Mulyadi kepada wartawan Ahad (3/9) siang.
Mereka, kata dia, masih memerlukan perawatan intensif di puskesmas. Teddi menyebut kondisi mayoritas para korban mulai membaik dibandingkan sebelumnya. Sebab para korban keracunan telah diberikan penanganan berupa infus antibiotik, obat pencahar, dan obat panas. Sehingga, kini gejala muntah, panas serta diare mulai menurun.
Teddi mengakui, membeludaknya jumlah pasien yang dirawat menyebabkan sebagian dirawat di velbed bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi. Karena daya tampung puskesmas tidak mampu mencukupi puluhan pasien yang datang.
Ditambahkan Teddi, ada sebanyak tujuh korban keracunan yang harus dirujuk ke RS Bhakti Medicare Cicurug. Langkah ini dikarenakan kondisi ketujuh pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menetapkan kasus keracunan massal akibat mengkonsumsi satai di Kecamatan Cicurug sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sehingga semua biaya pengobatan dan perawatan puluhan korban keracunan ditanggung oleh pemerintah.
''Kami sudah tetapkan KLB dan semua biaya perawatan ditanggung pemkab,'' ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid.
Dinkes Kabupaten Sukabumi sudah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab terjadinya keracunan untuk diperiksa di laboratorium provinsi. Kepastian penyebab terjadinya keracunan bisa diperoleh dalam dua pekan ke depan.
Kapolres Sukabumi AKBP M Syahduddi menambahkan, aparat kepolisian tengah menyelidiki penyebab terjadinya keracunan. '' Sejumlah saksi mata telah diminta keterangan untuk mengungkap peristiwa ini,'' kata dia, yang mengunjungi korban keracunan di Puskesmas Cicurug, Sabtu malam.