REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Getaran "gempa" atau gelombang seismik hasil dari uji coba nuklir Korea Utara tercatat hingga Padang Pariaman, Sumatra Barat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Sumatra Barat merilis, intensitas getaran yang terasa sebesar Magnitudo 6,2 Skala Richkter.
Sementara data yang tercatat Badan Geologi Amerika Serikat (USGS), getaran yang tercatat di dekat sumber juga sebesar Magnitudo 6,2 SR. Kepala BMKG Sumatra Barat Rahmat Triyono menyebutkan, ada perbedaan mendasar antara gelombang yang merambat akibat gempa dan gelombang yang dirambatkan ledakan seperti nuklir.
Gelombang gempa, lanjutnya, memiliki gelombang primer dan sekunder. Sedangkan gelombang yang merambat akibat ledakan hanya memiliki gelombang primer tanpa sekunder. "Korea utara diindikasikan melakukan uji coba nuklir. Signal nuklir tidak ada gelombang sekundernya," ujar Rahmat, Ahad (3/9).
Sinyal gelombang akibat ledakan nuklir ini tercatat di Stasiun BMKG Padang Panjang. Tidak adanya sinyal gelombang sekunder pada getaran yang terjadi siang tadi memberi keyakinan bahwa sumber getaran adalah uji coba nuklir di Korea Utara. BMKG Kota Padang memprediksi, indikasi sumber ledakan terjadi pada 10.29 WIB dan sinyal gelombang tiba di padang pada 10.38 WIB.
"Seismograph PDSI lokasi di padang mencatat jam 10:38:50 WIB. Sinyal tercatat di stasiun Malaysia KKM 10:37:10 WIB," ujar Rahmat.
Sementara itu, dikutip dari The Guardian, pemerintah Korea Utara mengklaim secara sukses melakukan uji coba nuklir. Pyongyang menyebutkan uji coba dilakukan dengan bom hidrogen dengan kekuatan 100 kiloton.