Ahad 03 Sep 2017 17:14 WIB

Rudal Korut Dilengkapi Senjata Baru Berdaya Ledak Tinggi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.
Foto: EPA/ Jeon Heon-Kyun
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Korea Utara (Korut), pada Ahad (3/9), mengklaim telah berhasil melakukan pengujian bom hidrogen. Bom tersebut nantinya akan dipasang oleh Korut di rudal balistik antarbenua (ICBM) dengan daya ledak yang paling kuat.

Dalam sebuah pengumuman, Korut mengatakan bahwa mereka melakukan uji coba nuklir keenam pada pukul 12.00 siang waktu setempat. Mereka menyebut uji coba tersebut sukses dan sempurna.

Pengumuman itu muncul setelah sebelumnya terdeteksi gempa buatan berkekuatan 5,7 skala richter di dekat lokasi pengujian nuklir Korut di wilayah timur laut. Pengujian bom hidrogen diketahui memang dapat menyebabkan guncangan akibat daya ledaknya.

“Uji coba H-bom (bom hidrogen) dilakukan untuk memeriksa dan mengkonfirmasi keakuratan dan kredibilitas kontrol daya, dan desain struktur internal yang baru diperkenalkan untuk membuat bom hidrogen dapat ditempatkan sebagai muatan ICBM,” kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya, seperti dikutip laman Yonhap.

Badan cuaca Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan bahwa daya ledak bom hidrogen terbaru yang diuji Korut memiliki kekuatan lima sampai enam kali lebih besar dibandingkan dengan pengujian yang dilakukan pada September 2016. Ledakan setahun lalu, yang kemungkinan dengan hasil 10 kiloton, memicu gempa berkekuatan 5,04 skala richter. “Tes (bom hidrogen Korut) pada Ahad (3/9) 11 kali lebih merusak daripada tes keempat,” kata badan cuaca Korsel.

Korut diketahui telah menerima sanksi terbaru dari Dewan Keamanan PBB akibat aktivitas pengembangan rudal dan nuklirnya. Sanksi berupa larangan ekspor komoditas tambang dan hasil laut tersebut diyakini dapat menyebabkan Korut kehilangan pendapatan sebesar 3 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Namun sanksi keras tak membuat mereka jera. Belum lama ini, Korut kembali menguji sebuah rudal balistik yang melintasi Hokkaido, Jepang. Uji coba tersebut sempat membuat warga Jepang panik. Mereka merasa terancam oleh rudal balistik yang diluncurkan Korut.

Saat ini, Korut mengklaim telah berhasil menguji bom hidrogen untuk melengkapi kekuatan rudal balistik antarbenua yang telah dikembangkannya. Hal ini diyakini akan mendorong masyarakat internasional untuk menerapkan tekanan dan sanksi yang lebih keras kepada Pyongyang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement