REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Sumatera Utara minta kepada pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan perlu melakukan evaluasi terhadap perburuan secara liar satwa yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (NGL), Kabupaten Langkat.
"Satwa tersebut, harus bisa diselamatkan dari aksi perburuan yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang mencari keuntungan," kata Direktur Esekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut Dana Tarigan di Medan, Ahad (4/9).
Pemerintah, menurutnya, sudah cukup banyak mengeluarkan dana untuk perlindungan dan pelestarian satwa langka yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
"Namun kenyataannya masih saja ada ditemukan perburuan liar terhadap satwa langka Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatra) di TNGL tersebut," ujar Dana.
Ia mengatakan, hal ini dibuktikan dengan tertangkapnya pelaku perburuan liar satwa yang bernisial IS (58) warga Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat.
Tersangka IS, diamankan petugas patroli Balai Besar Tama Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) sedang memanggul seekor harimau yang dalam keadaan mati, dan memiliki panjang 1,9 meter, serta tinggi 86 Cm.
"Tersangka tersebut mengaku kepada petugas bahwa dirinya sudah tiga kali menjerat satwa yang dilindungi oleh negara itu, hal tersebut jelas tidak boleh dibiarkan dan harus diberikan sanksi yang tegas," jelasnya.
Dana menjelaskan, dengan menjatuhkan hukuman berat terhadap pelaku perburuan ilegal dan praktik perdagangan Harimau Sumatera, dapat memberikan efek jera, serta tidak akanmengulangi lagi perbuatan melanggar hukum tersebut.
Karena, selama ini hukuman terhadap pelaku perburuan satwa langka itu, terlalu ringan sehingga tidak membuat rasa takut dan memberikan efek jera. Oleh karena itu, katanya, para penegak hukum harus bersikap tegas terhadap perusak lingkungan dan perburuan satwa yang dilindungi tersebut.
"Pemerintah harus menyelamatkan satwa langka yang hidup di kawasan TNGL Langkat, dan dikhawatirkan akan terancam punah," kata pemerhati lingkungan di Sumut.