Senin 04 Sep 2017 10:46 WIB

Pariaman Hidupkan Remaja Masjid untuk Gerakan Maghrib Mengaji

Belajar  mengaji Alquran usai shalat Maghrib (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Belajar mengaji Alquran usai shalat Maghrib (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, akan menghidupkan remaja masjid sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan Maghrib Mengaji di daerah itu. "Remaja masjid diharapkan mampu memancing semangat masyarakat dalam menjalankan maghrib mengaji," kata Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman, Senin (4/9)

Mukhlis menambahkan, peran serta para pemuda diyakini memiliki efek yang positif bagi masyarakat dalam menyukseskan program tersebut. "Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah berkata beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, namun beri aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia," ujar dia.

Selain itu, pemerintah setempat juga akan memberikan agenda khusus kepada para anak didik terkait program maghrib mengaji. Secara umum, dia menilai, tingkat partisipasi masyarakat mengikuti program gerakan maghrib mengaji yang digagas pemerintah setempat masih tergolong rendah.

"Program gerakan maghrib mengaji sudah hampir satu satu tahun berjalan, namun hasil evaluasi pemerintah minat masyarakat masih rendah," ujarnya. Bahkan, di sejumlah daerah tingkat kepedulian masyarakat tergolong minim dan bersifat apatis terhadap program keagamaan tersebut.

Pemerintah daerah, ujar dia, telah melakukan rapat evaluasi dengan berbagai Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), camat hingga desa dan kelurahan untuk mencari solusi persoalan tersebut. "Ada masyarakat yang mau ikut, namun disayangkan juga masih banyak warga Kota Pariaman yang bersifat apatis dan tidak mau berbuat kebaikan," katanya.

Untuk tetap menjalankan program gerakan maghrib mengaji, pemerintah daerah terus melakukan kunjungan atau safari ke seluruh masjid di kota itu secara bergiliran. Menurutnya, gerakan maghrib mengaji pada dasarnya tidak perlu ada unsur pemaksaan kepada masyarakat, melainkan kesadaran yang muncul dari hati manusia untuk bertakwa kepada Sang Pencipta.

"Menurut hasil penelitian, membaca Alquran sehabis magrib dan sesudah subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 persen," ujarnya. Hal itu, karena pada waktu itu terdapat pergantian antara siang dan malam dan sebaliknya. Kemudian aktivitas tersebut juga terangkum tiga sekaligus yaitu membaca, mendengarkan dan melihat Alquran.

Terpisah Kepala Kementerian Agama (Kemenag) setempat, Muhammad Nur menyebutkan, perlu beberapa perbaikan dan evaluasi terhadap gerakan maghrib mengaji. "Pemerintah daerah telah melakukan dan menggagas program yang baik, namun partisipasi masyarakat memang masih rendah," kata dia.

Beberapa usulan yang diterima dan dapat dilakukan ujar dia, di antaranya menghidupkan kembali remaja masjid dan memberikan agenda khusus kepada para anak didik di kota itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement