Senin 04 Sep 2017 16:30 WIB

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Dorong Siswanya Berprestasi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Foto: smumuhi-yog.sch.id
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta, Tri Ismu Husnan Purwono mengatakan, mengikuti kompetisi-kompetisi memang bagian yang tidak terpisahkan dari SMA Muhi. Sebab sekolah mendorong agar siswa-siswa aktif berorganisasi mengembangkan minatnya masing-masing agar berprestasi tak hanya di akademik tapi juga non-akademik.

"Jadi, dari satu sisi kehidupan mereka siap berkompetisi, tapi dari satu sisi lain muncul orang-orang terbaik yang ketika lulus tinggal menampaki jalan-jalan baru yang dipilih," kata Tri kepada Republika.co.id, Senin (4/9).

Termasuk, lanjut Tri, mereka yang pernah menjadi bagian dari Moehi National Competition (Monaco) biasanya melanjutkan kuliah di kampus-kampus ternama. Perhelatan yang sudah dua tahun belakangan diselenggarakan, selalu mempertemukan siswa-siswa dari sekolah-sekolah lain di Indonesia.

Hal itu dirasa mampu menumbuhkan sifat sosial anak-anak, termasuk mandiri di dalam mencari sponsor-sponsor yang mendukung jalannya kegiatan. Oleh karenanya, wajar bila setiap perhelatan Monaco, total kepanitiaan bisa mencapai angka 150 siswa dari kelas 10, 11 dan beberapa siswa 12 yang membimbing.

Tidah heran, tahun ini tidak kurang 500 peserta dari berbagai sekolah turut serta dan memperebutkan belasan cabang perlombaan. Bahkan, untuk film pendek saja, lomba digelar secara daring dengan peserta-peserta berasal dari kota-kota seperti Pekanbaru dan Pontianak.

Untuk itu, ia berharap, Monaco bisa berlanjut menjadi kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun, dan menjadi ikon tersendiri untuk siswa-siswa. Terlebih, kegiatan seperti itu dianggap mampu menyalurkan potensi anak-anak kepada organisasi secara lebih positif, kreatif dan dinamis.

"Kita pun sediakan ruang istirahat untuk peserta-peserta yang datang dari jauh," ujar Tri menunjuk ke dua ruangan (putra dan putri) yang berisikan cukup banyak kasur-kasur dan bisa dipakai untuk beristirahat.

Terkait posisi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, ia melihat alumni-alumni yang ada senantiasa mengambil peran-peran penting di tengah masyarakat. Baik itu menjadi pendakwah, musisi, birokrat atau wirausahawan, yang tampak sekali jiwa sosialnya yang dibekali sekolah bermanfaat.

Lulusan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta angkatan 83 ini menceritakan, manfaat itu turut didapat dari beberapa kegiatan seperti pengajian kelas dan pekerja sosial. Sebab, lanjut Tri, anak-anak dibiasakan membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah lain yang membutuhkan bantuan.

Bantuan diberikan lewat bakti sosial berupa penggalangan biaya, sumbangan buku-buku dan pengajaran keterampilan khusus yang dibisa seperti menggunakan internet. Hasil pendidikan organisasi itu sendiri sudah dapat dirasakan dengan berkembangnya jaringan-jaringan yang dimiliki siswa.

Maka itu, ia menekankan, sekolah terus mendorong anak-anak mengembangkan minatnya masing-masing dan berani berkompetisi. Selain itu, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan beasiswa untuk anak-anak tidak mampu, tapi memiliki prestasi di tingkat-tingkat provinsi, sebagai bentuk dukungan lain.

"Tahun lalu kita ada 126 juta untuk beasiswa, tahun ini 121 juta, dan itu merupakan bantuan yang mungkin di sekolah-sekolah lain belum ada, tidak lain demi menumbuhkan minat anak-anak," kata Ketua Kerjasama Antar SMA Muhammadiyah se-DIY tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement