REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya mendapatkan sorotan dunia. Di Indonesia, berbagai pihak secara serentak melakukan protes dan aksi kepedulian terkait tragedi kemanusiaan tersebut. Penggalangan dana dan demonstrasi di antara reaksi yang dilakukan oleh rakyat di Tanah Air.
Komite Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM), Tomy Hendrajati mengapresiasi dukungan kepedulian yang dilakukan masyarakat di Tanah Air. Namun, Tomy meminta agar mereka melakukannya dengan cara santun.
Menurut Tomy, sikap yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sangat berdampak kepada akses bantuan untuk masuk ke lokasi konflik. Menurutnya, tekanan yang semakin keras akan menutup bantuan ke mereka.
“Sehingga perlu berhati-hati kalau kita lebih ramah sebetulnya kita menolong temang-teman Rohingnya,” kata Tomy, saat memaparkan kondisi di Myanmar kepada Republika.co.id di Kantor Harian Republika, Senin (4/9).
AKIM sendiri merupakan gabungan dari beberapa lembaga kemanusiaan untuk membantu Rohingya. AKIM saat ini memiliki akses cukup mudah masuk ke wilayah konflik. Karena itu, Tomy menegaskan agar masyarakat Indonesia melakukan aksi dengan santun.
Tomy mengungkapkan, setiap tekanan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia akan direspon oleh Myanmar. Masyarakat Rohingya, kata Tomy, akan dijadikan pelampiasan menanggapi tekanan dari negara lain. “Semakin kita menekan mereka menutup (akses). Dia semakin represif, itu terjadi. Mereka lampiaskan ke Rohingya,” kata Tomy.