REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah Muhamad Zaitun Rasmin menyatakan, etnis Muslim Rohingya adalah etnis Muslim yang kuat dan istiqamah dengan iman dan Islamnya. Terbukti dengan kezaliman yang mereka derita berabad-abad hingga hari ini tidak menggoyahkan Iman dan Islamnya.
"Yang paling anyar adalah apa yang terjadi pekan ini berupa tindakan represif militer Myanmar dengan dalih memberantas militan Rohingya di wilayah Rakhine yang justru berwujud pembunuhan paling brutal pada abad ini," kata dia dalam siaran pers yang diterima, Selasa (5/9).
Wahdah Islamiyah, ungkap Zaitun, mengutuk keras atas segala tindakan kezaliman terhadap etnis Muslim Rohingya. Juga, menyerukan jihad kemanusiaan kepada seluruh kaum muslimin agar memberikan apapun yang dimilikinya untuk mengangkat kezaliman ini.
"Kemudian menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menunjukkan eksistensinya dengan menghentikan genosida ini, atau umat Islam akan mengambil jalannya sendiri," kata dia.
Selain itu, Wahdah Islamiyah menuntut Pemerintah Indonesia menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan kezaliman yang tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan. Pemerintah Bangladesh pun harus membuka perbatasannya bagi pengungsi Rohingya, atas nama Islam dan kemanusiaan.
"Seharusnya Pemerintah Bangladesh dapat mengikuti langkah Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang membuka lebar pintu bagi para pengungsi Rohingya," kata dia.
Kaum Muslimin, para pemerhati, dan peduli kemanusiaan sedunia juga harus membentuk konsorsium Internasional yang menangani masalah Rohingya secara menyeluruh. "Kami juga menyerukan kaum Muslimin untuk melakukan qunut nazilah, bersungguh-sungguh berdoa dan berkontribusi bagi pembebasan Muslim Rohingya dari kezaliman," ujar dia.