REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I memproyeksikan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, menjadi pelabuhan terbesar dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia.
"Ini akan dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2023 dan nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs," kata Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana di Medan, Selasa (5/9).
Menurut dia, progres pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I berkapasitas 500 ribu TEUs yang dilakukan Pelindo, saat ini sudah mencapai 80 persen. "Di bidang marine service, sejak April 2016, Pelindo telah mendapatkan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perhubungan," ujar Bambang.
Ia mengatakan Pelindo merupakan satu-satunya institusi resmi yang berwenang melaksanakan Pelayanan Pemanduan dan Penundaan kapal-kapal asing dan domestik di Perairan Pandu Luar Biasa di Selat Malaka, serta Selat Singapore/The Voluntary Pilotage Services in The Straits of Malacca and Singapore (VPS in SOMS).
Tugas pemanduan kapal yang dilimpahkan kepada Pelindo merupakan bentuk kepercayaan pemangku kepentingan atas kinerja dan kemampuan yang dimiliki perseroan baik dari segi SDM, infrastruktur maupun fasilitas pendukung lainnya. "Selaras dengan peningkatan kinerja dan pertumbuhan bisnis Pelindo, kami terus menyiapkan kualitas dan kekuatan SDM," ucapnya.
Bambang menjelaskan hingga periode semester I-2017, jumlah SDM Pelindo sebanyak 1.444 orang, bertambah hingga mencapai 23,31 persen dibandingkan tahun 2016 yang hanya berjumlah 1.171 orang. "Kami optimistis dengan adanya penambahan kekuatan SDM itu, akan meningkatkan kinerja Pelindo menjadi lebih baik lagi ke depannya, dan mampu menghadapi perkembangan bisnis," kata Bambang.