Selasa 05 Sep 2017 13:04 WIB

Gandeng Jamkrindo, Fintech Amartha Jamin Keamanan Investor

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi financial technology
Foto: integral-storage.com
ilustrasi financial technology

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology (fintech) Amartha resmi menjalin kerja sama dengan Perum Jamkrindo. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik untuk bertransaksi melalui platform peer to peer lending (P2P) di Indonesia.

Jamkrindo merupakan BUMN yang diberikan mandat oleh Pemerintah untuk menjamin kredit dan pembiayaan, serta transaksi finansial khususnya di segmen SME dan mikro. Segmen tersebut pun menjadi fokus pembiayaan Amartha.

Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan Amartha merupakan fintech pertama di Indonesia yang bersinergi dengan perusahaan penjaminan kredit. Dengan begitu, memberi keamanan lebih bagi investor Amartha.

Maka diharapkan pula bisa meningkatkan minat publik berinvestasi pada usaha mikro melalui fintech lending. “Saat ini masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi berinvestasi melalui platform fintech lending. Dengan skema penjaminan seperti ini, Jamkrindo dan Amartha telah menciptakan sebuah standar baru bagi industri fintech lending di Indonesia," tambah Andi melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa, (5/9).

Andi menyatakan, melalui kerjasama ini, Amartha ingin memastikan risiko investasi di Amartha telah dikelola dengan baik serta proteksi berlapis. Mulai dari ikatan sosial (social collateral) hingga penjaminan kredit jika terjadi gagal bayar.

Kerjasama tersebut, kata dia, turut menciptakan ekosistem yang aman dan terpercaya. Dukungan Jamkrindo diyakini bisa mencapai inklusi keuangan dan kesejahteraan secara lebih merata.

Direktur Bisnis Jamkrindo Bakti Prasetyo menambahkan, kerja sama dengan Amartha merupakan peluang bagus. Pasalnya, Jamkrindo ingin terus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

"Khususnya teknologi yang dapat memberi manfaat pada masyarakat unbanked," ujar Bakti. Menurutnya, masyarakat unbanked sebenarnya memiliki kemampuan membayar yang tinggi, tapi tidak terjangkau dan perlu diedukasi soal kedisiplinannya.

Maka ia menilai, pendekatan Amartha yang berbasis kelompok bisa menjadi solusi. “Mitigasi risiko yang baik ini membuat kami semakin yakin untuk bekerja sama dengan Amartha,” kata Bakti.

Jamkrindo menyatakan, nilai ekuitasnya mencapai Rp 14 triliun. Selain itu Jamkrindo merupakan perusahaan penjamin kredit terbesar di Indonesia dengan total nilai penjaminan lebih dari Rp 270 triliun dan 8 juta kredit.

Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan Hendrikus Passagi juga mendukung kerjasama ini. Baginya, fintech harusnya tidak hanya meningkatkan kemudahan dan kecepatan dalam hal akses pendanaan UMKM, tapi juga bisa meningkatkan kenyamanan sekaligus keamanan dalam bertransaksi.

"Kerja sama Amartha dengan Jamkrindo merupakan langkah berharga dalam mendorong terciptanya ekosistem ekonomi digital Indonesia. Hal itu sekaligus mampu meningkatkan rasa nyaman dan aman, baik bagi para lender maupun borrower sebagai pengguna platform," jelas Hendrikus.

Ia berharap, langkah Amartha bisa menjadi contoh. Baik bagi pengembangan industri fintech lending di Tanah Air, maupun di negara-negara lain. Pada 31 Mei 2017, Amartha memang telah resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Perlu diketahui, sejak 2010, Amartha telah melayani lebih dari 41 ribu anggota. Penyaluran pembiayaan pun telah mencapai lebih dari Rp 110 miliar ke perusahaan mikro di seluruh pelosok pedesaan Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement